Beredar luas konten Youtube atau tulisan di berbagai portal yang menyatakan bahwa istana Dajjal telah dibangun di Madinah, Arab Saudi. Katanya, istana yang dimaksud itu berada di atas pegunungan. Rerata judul tulisan itu Kingdom Palace atau Dajjal Palace in Jabal Habshi. Landasan yang digunakan oleh pembuat konten tersebut adalah hadis Nabi Muhammad saw yang terdapat dalam Musnad Ahmad dan al-Mustadrak karya Imam al-Hakim.
يجيء الدجال فيصعد أُحدا فيتطلع فينظر إلى المدينة فيقول لأصحابه: ترون إلى هذا القصر الأبيض هذا مسجد أحمد، ثم يأتي المدينة فيجد بكل نقب من نقابها ملكا مصلتا سيفه، فيأتي سبخة الجرف فيضرب رواقه ثم ترجف المدينة ثلاث رجفات فلا يبقى منافق ولا منافقة، ولا فاسق ولا فاسقة إلا خرج إليه فتخلص المدينة فذلك يوم الخلاص
Artinya:
“Dajjal datang, kemudian ia mendaki gunung Uhud. Ia pun mulai mengintai-intai, dan melihat ke arah Madinah. Dajjal berkata pada anak buahnya, “Kalian lihat istana putih itu? Inilah masjid Ahmad.” Kemudian ia pun mendatangi Madinah, dan mendapati setiap benteng Madinah terdapat satu malaikat yang siang menghunuskan pedang. Kemudian ia sampai di daerah al-Juruf yang bergaram, langsung menghancurkan pemukiman kecil daerah itu. Madinah pun berguncang sebanyak tiga kali. Pria dan wanita munafik serta fasik tidak akan selamat, kecuali menghampiri Dajjal. Madinah pun aman. Inilah hari di mana Madinah tak ada orang munafik dan fasik lagi.”
Dari paparan hadis di atas. Ada beberapa hal penting yang perlu disampaikan untuk menguji kebenaran narasi tentang istana Dajjal di dekat Madinah. Pertama, dalam redaksi hadis tersebut tidak disebutkan bahwa Dajjal akan membangun sebuah istana. Dajjal hanya mendaki gunung Uhud untuk melihat sekitaran Madinah. Selain gunung Uhud, Dajjal pun mendatangi daerah al-Juruf. Gunung Uhud dan al-Juruf dengan masjid Nabawi hanya berjarak sekitar 7 kilometer.
Kedua, hadis mengenai Dajjal mendaki gunung Uhud dianggap dhaif oleh beberapa ulama hadis kontemporer, di antaranya Syu‘aib al-Arnauth, pentahqiq Musnad Ahmad, dan Nabi al-Basharah, pentakhrij kitab Fathul Bari syarah Shahih al-Bukhari. Kitabnya tersebut bernama Anis al-Sari. Menurut keduanya, kedhaifan hadis di atas dikarenakan bermasalah pada sanad hadis. Terdapat keterputusan sanad antara ‘Abdullah bin Syaqiq dari Mihjan bin al-Adra’. Bila demikian, hadis ini disebut dengan hadis munqathi’.
Ketiga, terdapat sebuah hadis yang menjelaskan bahwa Dajjal tidak sanggup memasuki wilayah Madinah. Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya menulis bab la yadkhul al-Dajjal al-Madinah ‘bab mengenai Dajjal tak dapat memasuki Madinah’. Selain itu, gunung Uhud masih merupakan dari tanah suci Madinah. Gunung Uhud berada di antara kedua gunug Air dan gunung Tsaur. Mengenai kedua gunung yang masih berada di wilayah tanah suci Madinah, terdapat hadis riwayat sahabat Ali berikut:
المَدِينَةُ حَرَمٌ مَا بَيْنَ عَيْرٍ إِلَى ثَوْرٍ
Madinah itu tanah suci yang berada di antara gunung Air dan gunug Tsaur. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari beberapa argumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat redaksi bahwa Dajjal membangun istana di dekat Madinah. Selain itu, hadis di atas yang dijadikan landasan bahwa Dajjal dapat mendaki gunung Uhud itu dhaif. Apalagi gunung Uhud merupakan masuk wilayah tanah suci Madinah yang tidak dapat terjamah oleh Dajjal sebagaimana diriwayatkan dalam hadis shahih.