Islam sebagai agama yang sempurna telah mengajarkan umatnya tentang tata cara atau adab ketika makan. Adab ketika makan jika dipraktetkan oleh seorang muslim, maka makanan yang ia konsumsi akan diproses oleh tubuh rohani untuk energi beraktifitas yang positif. Ulama salaf berkata al aklu minad din – perkara makan adalah bagian dari urusan agama – Makanan yang dikonsumsi sangat besar pengaruhnya dalam menentukan proses berkehidupan seseorang.
Makanan halal akan menghasilkan energi untuk memudahkan seseorang untuk taat kepada Allah dan memudahkannya untuk mengerjakan kebaikan. Sedangkan makanan haram akan menghasilkan energi untuknya bermaksiat kepada Allah.
Diantara adab makan yang diajarkan oleh Ulama salaf ialah membaca doa sebelum makan, sebagai berikut ;
أَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya : Duhai Allah, berkatilah rejeki yang Engkau anugerahkan kepada kami dan perihala-lah kami dari azab-Mu
Dua poin yang ingin kita ambil pelajaran, yakni rejeki yang berkah dan pemeliharaan dari azab Allah.
Rejeki yang berkah. Nabi Muhammad Saw. mengajarkan kepada umatnya agar selalu mencari keberkahan dalam setiap perkara, termasuk di dalam urusan makan. Sahabat Nabi Saw. berkata “Duhai Rasulullah, sesungguhnya kami telah makan dan kami tidak merasakan kenyang” Nabi Muhammad Saw. berkata “Apakah kalian makan sendirian” Para Sahabat menjawab “Benar”, Nabi Muhammad Saw. bersabda “Makanlah kalian secara bersama-sama dan sebutlah nama Allah (berdoa), niscaya kalian akan diberikan keberkahan-Nya” (Riwayat Abu Daud).
Rejeki yang berupa makanan yang berkah akan memberikan kepuasan dan kecukupan kepada orang yang mengkonsumsinya. Sebagaimana makna keberkahan itu sendiri yakni bertambahnya dan berkembangnya kebaikan.
Rejeki yang berkah mustahil didapatkan jika proses mencarinya pun tidak mendatangkan keberkahan. Rejeki yang berkah hanya bisa diperoleh jika prosesnya itu sesuai dengan syariat Islam. Ulama salaf berkata ketaatan kepada Allah akan mendatangkan keberkahan.
Maka, perlu diperhatikan sebelum kita mengonsumsi makanan “Apakah makanan yang kita konsumsi itu halal secara zatnya dan halal pula secara proses mendapatkannya”. Karena tidak mungkin makanan haram mendatangkan keberkahan.
Pemeliharaan dari azab Allah. Rasulullah Saw. mengajarkan umatnya untuk memohon perlindungan dari azab Allah ketika makan agar mengingatkan umatnya untuk memperhatikan urusan makan tersebut. Salah satu perkara yang paling banyak mengundang azab Allah ialah perkara makan. Terkadang manusia menghalalkan segala cara hanya untuk makan.
Proses mencari makan dengan cara yang dilarang syariat Allah akan mengundang azab (kemurkaan) Allah. Memakanan makanan yang haram pun mendatangkan kemurkaan-Nya.
Sebagaimana disebutkan di awal, bahwasanya mengonsumsi makanan yang haram akan menghasilkan energi untuk bermaksiat kepada Allah dan sukar untuk mengerjakan kebaikan. Dan bagian dari azab Allah kepada hamba-hamba-Nya ialah dibuatnya lalai akan mengingat Allah dan disibukkannya dengan hal-hal yang tak bermanfaat.
Kesimpulannya ialah makanan yang berkah dan mendatangkan perlindungan Allah adalah makanan yang zatnya dan cara memperolehnya halal secara syariat.
Wallahu a’lam.