Begini Rasanya Ibadah di Masjid Tua Al Mubarok di Jaksel, Usianya 500 Tahun Lebih

Begini Rasanya Ibadah di Masjid Tua Al Mubarok di Jaksel, Usianya 500 Tahun Lebih

Di Jaksel, ada masjid berusia lebih dari 500 tahun, namanya Masjid Al Mubarok

Begini Rasanya Ibadah di Masjid Tua Al Mubarok di Jaksel, Usianya 500 Tahun Lebih
Potret Masjid Tua Al Mubarok di Jakarta Selatan yang berdiri di antara tembok-tembok perkantoran, umurnya mendekati 500 tua dari negara ini. (Sumber: Tangkapan layar Buku Arsitektur Masjid Masjid Tua di jakarta)

Mungkin banyak yang tidak tahu, di kota Jakarta, tepatnya di Jakarta Selatan, terdapat sebuah masjid legendaris. Saya, berkesempatan ibadah di sana.

Masjid ini, Anda tahu, adalah saksi bisu tumbuh kembang kota Jakarta. Kota yang kini dipenuhi beton dan lautan manusia yang mengadu nasib tiap harinya. Masjid ini kini  berusia lebih dari 500 tahun.

Masjid Tua Al-Mubarok ini berada di jalan yang sangat padat.Kawasan ini sendiri merupakan sentra kawasan padat dan merupakan jalan utama yang menghubungkan Jakarta dan daerah sekitarnya. Masjid ini tepatnya berada di Jalan Gatot subroto Kav. 14, RT. 06 RW. 01 Kel. Kuningan Barat, Kec. Mampang Prapatan, Kota, DKI Jakarta dan berada di area Museum Satria Mandala.

Saat pertama kali menjejakkan kaki di masjid ini, saya seperti berada dalam film-film kerajaan. Bangunannya masih tua dan terjaga dan terasa seperti bukan di Jakarta. Terang saja, masjid ini  dibangun kali pertama pada tahun 1527 oleh Pangeran Adipati Awangga Gelar Pangeran Kuningan.

Dalam buku Akulturasi Arsitektur Masjid-Masjid Tua di Jakarta (UMJ Press, 2018) karya Ashadi digambarkan, dalam  keterangan batu prasasti di halaman depan masjid,Pangeran Kuningan itu juga dikenal dengan nama Syekh Arkanuddin.

Pangeran ini  ikut bersama pasukan gabungan Demak- Cirebon pimpinan Falatehan dalam merebut Sunda Kelapa dari Kerajaan Padjajaran dan menggantinya dengan nama Jayakarta tahun1527.

Pangeran Kuningan menggerakkan roda kepemimpinannya di daerah Selatan. Dalam catatan Ashadi dalam buku tersebut,  Pangeran Kuningan melipir via Sungai Krukut menuju ke wilayah baru yang masih hutan belukar, dimana sulit mencapai wilayah baru melalui darat.

“Dengan menggunakan perahunya, Pangeran Kuningan dengan sebagian pasukan tersisa melintas dari kota ke wilayah yang kelak menjadi Kampung Kuningan. Pusat kepemimpinan Pangeran Kuningan berada di Masjid Kuningan yang kini dikenal dengan nama Masjid Al Mubarok yang berada di jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan,” tulisnya.

Ketika kali pertama ambil air wudhu, saya bisa meneteskan air mata. Rasanya, sudah lama saya tidak merasa begini.

Masjid Tua Al-Mubarok Kuningan, Saksi Bisu Kota Jakarta 

Pendiri masjid ini, Pangeran Kuningan, wafat pada tahun 1579. Makam beliau berada di sebelah utara Masjid Tua Al Mubarok, sekitar 200 meter dari masjid. Masjid ini sendiri akhirnya juga dikenal dengan nama masjid Pangeran Kuningan.

Berdasarkan catatan Ashadi, sekarang ini makam Pangeran Kuningan berada di dalam kompleks PT. Telkom. Sementara makam para pengikutnya berada di halaman belakang masjid

Masjid yang dibangun sejak tahun 1527 kini berdiri kokoh berdampingan dekat Museum Satria Mandala. Tidak sulit untuk menemukan masjid ini karena merupakan salah satu masjid ramai yang dikunjungi di area tersebut.

Sampai saat ini masjid  masih tetap beroperasi dan mungkin tidak banyak yang tahu bahwa masjid ini menyimpan catatan sejarah yang sangat penting bagi Kota Jakarta.

“Masjid Al-Mubarok atau lebih dikenal Masjid Tua Al Mubarok pernah rubuh pada 1920-an dan dibangun kembali dengan sisa pondasi yang ada dan sesuai dengan 65 persen bentuk awalnya,” tulis Ashadi.

Masjid Al Mubarok dilindungi oleh Pemerintah Daerah sebagai Monumen Ordonansi no 238 tahun 1931, dan kemudian ditetapkan sebagai masjid tua melalui Lembaran Daerah no 60 tahun 1972.

Masjid ini sendiri juga ramai jadi pusat belajar Islam warga Jakarta. Selain itu, bagi mereka yang berkantor di dekat area masjid ini juga kerap beribah seperti salat Jumat maupun ibadah lain di masjid yang jadi saksi tumbuh kembang kota Jakarta.

Masjid ini jadi saksi dari kota yang awalnya semak belukar pada awal ditemukan, hingga kini menjadi hutan beton bernama Jakarta.