Mahdiisme
Mahdiisme atau mesianisme merupakan sebuah keyakinan kelompok-kelompok gerakan keagamaan yang meyakini akan berdirinya sebuah kerajaan tuhan, ataupun sebuah sistem pemerintahan di dunia yang adil yang bebas dari berbagai penyimpangan moral maupun agama. Sistem itu dipimpin oleh seorang mesias atau juru penolong. Di Islam gerakan ini disemangati oleh harapan kedatangan akan Imam Mahdi, sedangkan di Kristen harapan akan turunnya kembali Isa Al-Masih, dan di Hindu harapan atas kedatangan Krisna.
Sosok Mahdi merupakan sosok yang dipercayai oleh umat Islam sebagai tokoh yang akan memimpin perlawanan terhadap Dajjal, simbol dari kedengkian. Tokoh ini disinyalir oleh Rasulullah SAW sebagai tanda-tanda akhir zaman. Selain itu, konsep ini pula yang kemudian mengilhami kemunculan gerakan-gerakan perlawanan di beberapa tempat seperti pemberontakan Diponegoro 1825-1830, pemberontakan petani Banten 1888. Gerakan ini dinamakan gerakan mahdiisme atau mileniarisme. Dalam agama Nasrani gerakan ini merupakan gerakan mesianisme yang menanti kedatangan Yesus.
Sekte
Sekte atau gerakan sempalan, menurut Martin van Bruinessen, merupakan istilah yang dipakai untuk kelompok agama yang menyempal terhadap pemeluk mayoritas, bersifat eksklusif, pendirian tegar tapi kaku dan memiliki klaim atas kebenaran. Kemunculan sekte-sekte ini umumnya disebabkan oleh kekecewaan kelompok tersebut terhadap kelompok mainstream. Meskipun pada mulanya bersifat dan menyempal dari kelompok mayoritas bukan berarti kemudian umurnya pendek. Ambil contoh Muhammadiyah, sebuah organisasi kemasyarakatan Islam dari kalangan pembaharu, merupakan organisasi yang awalnya eksklusif yang kecewa terhadap kalangan tradisional, tetapi kemudian mereka berkembang hingga kemudian ikut berbagi ruang dengan kelompok tradisional yang justru belakangan dalam mendirikan organisasinya.
Tipe Sekte
Menurut Bryan Wilson, sosiolog Inggris, ada beberapa tipe motif sekte. Pertama, tipe konservarsionis yakni kelompok yang bertujuan untuk menyelamatkan dunia dengan memperbaiki moral dengan mengajak orang banyak bertobat. Tipe kedua adalah tipe revolusioner yang berkebalikan dengan tipe pertama yakni dengan menginginkan perbaikan dunia secara radikal. Contohnya adalah gerakan mesianistik.
Tipe ketiga adalah tipe introversionis. Tipe ini merupakan kelanjutan dari tipe sebelumnya, yakni tipe revolusionis yang mentok dalam melakukan perubahan kemudian berorientasi pada perbaikan diri. Tipe keempat adalah manipulationis. Tipe ini mirip dengan tipe ketiga hanya saja bedanya tipe ini mengklaim memiliki ilmu khusus yang biasanya dirahasiakan untuk orang luar.
Jika ingin mengetahui harus melalui proses pembaiatan. Tipe berikutnya, tipe thaumaturgical, tipe ini berbasis pada sistem pengobatan dan pengembangan tenaga gaib dan penguasaan atas alam gaib. Biasanya, para pengikut tertarik karena pengobatan secara batin, kesaktian, dan kekuatan supranatural. Tipe keenam Reformis, tipe yang menekankan penerapan nilai-nilai ajaran secara sosial. Yang terakhir tipe Utopian, kelanjutan tipe sebelumnya yakni menerapkan nilai-nilai sosial tetapi kemudian membentuk komunitas asli dalam ajaran agama pada satu wilayah dan ditujukan menjadi contoh bagi masyarakat lain.