Kebolehan memperingati Maulid Nabi saw merupakan hasil dari sebuah metode ijtihad, yakni dengan beristinbath menggali dalil dari beberapa ayat maupun hadis.
Di antara ulama kita ada yang beristinbath dari segi bahagia yang diperintahkan di dalam Al-Quran:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.” (Yūnus: 58).
Karena Rasulullah Saw sendiri adalah Rahmat:
ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﻳﻨﺎﺩﻳﻬﻢ ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻧﻤﺎ ﺃﻧﺎ ﺭﺣﻤﺔ ﻣﻬﺪاﺓ»
“Nabi saw menyeru mereka: “Wahai manusia, aku adalah Rahmat yang diberi hidayah” (HR Darimi)
Di antara ulama kita lainnnya, beristinbath dengan rasa bahagia paman Nabi yang kafir, Abu Lahab.
ﻗﺎﻝ ﻋﺮﻭﺓ، ﻭﺛﻮﻳﺒﺔ ﻣﻮﻻﺓ ﻷﺑﻲ ﻟﻬﺐ: ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﻟﻬﺐ ﺃﻋﺘﻘﻬﺎ، ﻓﺄﺭﺿﻌﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻠﻤﺎ ﻣﺎﺕ ﺃﺑﻮ ﻟﻬﺐ ﺃﺭﻳﻪ ﺑﻌﺾ ﺃﻫﻠﻪ ﺑﺸﺮ ﺣﻴﺒﺔ، ﻗﺎﻝ ﻟﻪ: ﻣﺎﺫا ﻟﻘﻴﺖ؟ ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻟﻬﺐ: ﻟﻢ ﺃﻟﻖ ﺑﻌﺪﻛﻢ ﻏﻴﺮ ﺃﻧﻲ ﺳﻘﻴﺖ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺑﻌﺘﺎﻗﺘﻲ ﺛﻮﻳﺒﺔ
“Urwah berkata: “Tsuwaibah adalah budak Abu Lahab. Ia memerdekakannya. Lalu Tsuwaibah menyusui Nabi shalallahu alaihi wasallam. Ketika Abu Lahab mati sebagian keluarganya bermimpi melihat keadaannya yang terburuk. Ia bertanya Apa yang kamu dapati? Abu Lahab berkata: “Tidak ada istirahat kutemukan setelah kalian mengubur ku, kecuali aku diberi minum sedikit yang diletakkan di tanganku, dikarenakan aku memerdekakan Tsuwaibah” (HR Bukhari)
Siapakah yang bermimpi melihat Abu Lahab tersebut? Ahli sejarah Al Hafizh Ibnu Katsir berkata:
ﻭﺫﻛﺮ اﻟﺴﻬﻴﻠﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ: ﺇﻥ اﻟﺮاﺋﻲ ﻟﻪ ﻫﻮ ﺃﺧﻮﻩ اﻟﻌﺒﺎﺱ. ﻭﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﺑﻌﺪ ﺳﻨﺔ ﻣﻦ ﻭﻓﺎﺓ ﺃﺑﻲ ﻟﻬﺐ ﺑﻌﺪ ﻭﻗﻌﺔ ﺑﺪﺭ.
“As-Suhaili lainnya berkata: Yang bermimpi adalah Abbas bin Abdul Muthalib, saudara Abu Lahab. Hal itu terjadi setahun setelah kematiannya, setelah perang Badar.”
ﻭﻓﻴﻪ ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﻟﻬﺐ ﻗﺎﻝ ﻟﻠﻌﺒﺎﺱ ﺇﻧﻪ ﻟﻴﺨﻔﻒ ﻋﻠﻲ ﻓﻲ ﻣﺜﻞ ﻳﻮﻡ اﻻﺛﻨﻴﻦ.
ﻗﺎﻟﻮا ﻷﻧﻪ ﻟﻤﺎ ﺑﺸﺮﺗﻪ ﺛﻮﻳﺒﺔ ﺑﻤﻴﻼﺩ اﺑﻦ ﺃﺧﻴﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺃﻋﺘﻘﻬﺎ ﻣﻦ ﺳﺎﻋﺘﻪ ﻓﺠﻮﺯﻱ ﺑﺬﻟﻚ ﻟﺬﻟﻚ.
“Dalam riwayat tersebut Abu Lahab berkata pada Abbas bahwa siksaan Abu Lahab diringankan di hari Senin. Ulama berkata hal itu karena saat Tsuwaibah mengabarkan kepada Abu Lahab kelahiran keponakan, putra Abdullah bin Abdul Muthalib, maka Abu Lahab langsung memerdekakan Tsuwaibah saat itu juga. Maka ia mendapat balasan diatas.“(Al Bidayah wa An-Nihayah 2/332).
Jika Abu Lahab yang kafir dan dinyatakan masuk neraka dalam Al Qur’an, namun ia masih memperoleh keringanan siksa neraka karena pernah bahagia dengan kelahiran Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, lalu bagaimana balasan dari Allah kepada umat Nabi yang beriman, bertauhid, dan sangat cinta pada Nabinya?