Fragmen paling menarik dalam film Bumi Manusia besutan Hanung adalah ketika Minke menulis soal hukum kolonial vs. hukum Islam. Untuk mempertahankan pernikahannnya dengan Annelis yang dianggap tidak sah oleh pengadilan kolonial, Minke menggunakan keputusan pengadilan agama sebagai bukti tandingan. Minke berharap dengan mengangkat isu tersebut umat akan marah, sehingga pernikahannya bisa diselamatkan.
Dan ternyata umat memang marah. Mereka berdemonstrasi sambil menyeru Allahu Akbar. Namun para hakim Eropa bergeming. Bagi mereka, hukum Islam hanya berlaku internal yang tidak bisa dijadikan dalil di hadapan pengadilan kolonial!
Berdasarkan fragmen itu apakah kita bisa menyebut Minke seorang pendukung syariat? Saya kira iya. Tapi cukup jelas motivasi dan tujuannya sangat pragmatis. Minke melirik Islam karena dianggap bisa mempertahankan pernikahannya, bukan karena alasan lain.
Dalam keseharian dia adalah seorang lelaki Jawa abangan. Meski belum menikah, dia terlihat tidak merasa berdosa–perasaan yang mungkin akan dialami santri untuk pertama kali–ketika tidur bareng pacarnya.
Tetapi bukankah itulah yang terjadi di balik fenomena merebaknya aspirasi syariah akhir-akhir ini di ruang publik kita? Tidak semua pendukungnya pro-khilafah atau negara Islam. Umumnya mereka ikut-ikutan. Di antara mereka terdapat para pemuda dan pemudi hijrah yang merasa harus melakukan penebusan dosa atas perbuatan masa lalunya yang kelam.
Di sisi lain, dari fragmen Minke itu kita bisa belajar satu hal: aspirasi syariah yang merupakan bagian dari Islam politik adalah salah satu “contending forces” yang sah dalam pembentukan nasionalisme Indonesia. Di awal abad ke-20 ia adalah ideologi anti-kolonial yang efektif dalam memobilisasi massa.
Masalahnya, mengapa sekarang aspirasi syariah Islam menjadi tampak menakutkan terutama bagi kaum minoritas? Apakah ini merupakan kegagalan para pendukungnya dalam mengubah semangat anti-kolonial mereka ke dalam energi yang lebih postif bagi masyarakat multikultural?
Yang pasti, menurut saya, sosok Minke yang canggung dalam film Bumi Manusia besutan Hanung mewakili secara baik posisi aspirasi syariah Islam di masa sekarang.