Setiap manusia butuh tidur. Tidak baik juga tubuh digunakan untuk beraktifitas terus-menerus, sehingga kurang tidur. Rasulullah pun pernah menegur sahabat yang terlalu rajin beribadah, tapi melupakan hak tubuhnya, yaitu istirahat.
Sebab itu, Islam selalu menekankan jangan mempersulit diri dan jangan merusak diri sendiri. Termasuk dalam hal ini ibadah yang kita lakukan. Jangan sampai beribadah tapi membahayakan diri. Beribadalah sesuai kemampuan, karena tubuh juga butuh istirahat.
Khusus pada hari Jum’at, Ibnu Sirin memakruhkan tidur sebelum shalat Jum’at. Hal ini sebagaimana dikutip oleh Imam al-Suyuthi dalam Nurul Lam’ah. Memang Rasulullah tidak pernah mengatakan langsung tidur sebelum shalat Jum’ah makruh. Tapi dalam beberapa hadis dipahami bahwa khusus pada hari Jum’at dianjurkan datang lebih awal ke masjid dan Rasul beserta sahabat tidak pernah tidur sebelum shalat Jum’at.
Sahabat Rasul bernama Anas mengatakan:
كُنَّا نُبَكِّرُ إِلَى الجُمُعَةِ، ثُمَّ نَقِيلُ
“Kami dahulu datang lebih awal untuk shalat Jum’at, kemudian baru kami tidur siang hari (qailulah)” (HR: Bukhari)
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Sahal bin Sa’ad bahwa:
كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجُمُعَةَ ثُمَّ تَكُونُ الْقَائِلَةُ
“Kami Shalat bersama Rasulullah pada hari Jum’at, baru setelah itu kami tidur siang” (HR: Bukhari)
Berdasarkan dua hadis ini, Rasulullah dan para sahabat pada hari Jum’at membiasakan datang lebih awal ke masjid, kemudian setelah shalat Jum’at baru sahabat tidur siang. Dengan demikian, kalau memang tidak dalam kondisi terlalu ngantuk, bersegeralah datang ke masjid pada hari Jum’at dan baru setelah itu tidur siang.