Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad membawa banyak hikmah yang inspiratif dan edukasi kepada dirinya dan umatnya. Pada malam Isra’ dan Mi’raj Nabi disuguhi dua gelas yang berisi susu dan Khamr (minuman yang memabukkan), lantas Nabi memilih susu.
Kejadian ini seperti terdapat dalam hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari:
عن أبي ﻫﺮﻳﺮﺓ: ” ﺃﺗﻲ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻴﻠﺔ ﺃﺳﺮﻱ ﺑﻪ ﺑﺈﻳﻠﻴﺎء ﺑﻘﺪﺣﻴﻦ ﻣﻦ ﺧﻤﺮ، ﻭﻟﺒﻦ ﻓﻨﻈﺮ ﺇﻟﻴﻬﻤﺎ ﻓﺄﺧﺬ اﻟﻠﺒﻦ، ﻗﺎﻝ ﺟﺒﺮﻳﻞ: اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﻫﺪاﻙ ﻟﻠﻔﻄﺮﺓ، ﻟﻮ ﺃﺧﺬﺕ اﻟﺨﻤﺮ ﻏﻮﺕ ﺃﻣﺘﻚ
Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah, pada malam Isra’ Nabi disuguhi dua gelas yang berisi Khamr dan susu, kemudian Nabi memandang keduanya lalu mengambil segelas yang berisi susu. Malaikat Jibril berkata:”Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan engkau kembali ke fitrah (suci), seumpama engkau mengambil Khamr maka umat engkau akan tersesat atau melenceng. (HR. Bukhari).
Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengutip pendapat Ibnu Arabi yang menjelaskan maksud fitrah adalah ilmu tauhid bukan yang lain, yaitu kebenaran seperti yang telah digariskan oleh Allah. Dari sini dapat dipahami bahwa saat Nabi memilih segelas susu, malaikat Jibril mengucapkan hamdalah (pujian kepada Allah) atas kebaikan yang telah dilakukan oleh Nabi karena hal ini berimbas kepada umatnya.
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menjelaskan bahwa disunnahkan mengucapkan hamdalah saat mendapatkan nikmat atau terhindar dari sesuatu yang tak disukai baik untuk dirinya ataupun sahabat, maupun orang muslim lainnya.
Dari kisah ini, kita sebagai umatnya berkewajiban bersyukur atas nikmat iman dan Islam, seumpama tak ada Nabi Muhammad bisa dipastikan akan tersesat, maka dari itu hikmah Isra’ dan Mi’raj ini dijadikan pembelajaran yang menginspirasi kehidupan dengan tak meminum minuman yang memabukkan.