Di tengah kehidupan masyarakat kita yang sedang dilanda nestapa, penderitaan, kelaparan dan kesulitan yang lain, Islam mengajarkan manusia baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama agar memberikan perhatian dan pertolongan kepada mereka yang ditimpa kesusahan dan kelaparan.
Al-Qur'an menyatakan:
"Apakah manusia mengira bahwa sekali-kali tidak ada yang berkuasa atasnya? Dia mengatakan: "aku telah menghabiskan harta yang banyak". Apakah dia mengira bahwa tidak ada seorangpun yang melihatnya? Bukankah Kami (Allah) telah memberikan kepadanya dua biji mata, lidah dan dua buah bibir? dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (yang baik dan yang buruk). maka tidakkah (sebaiknya dengan harta itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu bahwa apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? itu adalah membebaskan perbudakan, memberi makan pada hari kelaparan, kepada anak-anak yatim atau kepada yang orang miskin yang sangat faqir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan tentang kesabaran dan saling berpesan tentang kasih sayang. Mereka adalah golongan orang-orang yang beruntung di sisi-Nya" (Qs. Al-Balad ; 5-18)
Nabi Muhammad Saw, juga pernah bersabda:
"Barangsiapa bangun di waktu pagi dan menolong orang yang teraniaya dan memenuhi keperluan orang Islam baginya pahala yang sama dengan haji mabrur. Hamba Allah yang paling dicintai adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain (manusia) dan amal yang paling utama adalah memasukkan rasa bahagia pada hati orang lain, membebaskannya dari kesulitan hidup atau membayarkan hutangnya". (lihat: Nashaih al-Ibad, hlm.4)
Kepada mereka yang menolong teman saudaranya, Tuhan akan memberinya pertolongan. "Allah fi'aun al-'abd ma kaun al-'abd fi'auni akhihi" (Allah menolong hamba-Nya manakala ia menolong saudaranya).