Alissa Wahid: Tragedi Kanjuruhan Bukan Tragedi Kemanusiaan, Tapi Tragedi Sistem yang Korup dan Tidak Akuntabel

Alissa Wahid: Tragedi Kanjuruhan Bukan Tragedi Kemanusiaan, Tapi Tragedi Sistem yang Korup dan Tidak Akuntabel

Ratusan lilin menyala dalam remang gelap dan hawa sejuk setelah hujan pada kegiatan Kirab Budaya Tunas Gusdurian, Sabtu malam (15/10). Kirab ini dibuka langsung oleh Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, di depan Gedung Bir Ali, Asrama Haji Sukolilo Surabaya

Alissa Wahid: Tragedi Kanjuruhan Bukan Tragedi Kemanusiaan, Tapi Tragedi Sistem yang Korup dan Tidak Akuntabel
Kegiatan Tunas Gusdurian 2022 di Surabaya, Indonesia. Kegiatan ini menghasilkan Naskah Resolusi untuk Indonesia. Foto: Panitia Tunas Gusdurian 2022

Ratusan lilin menyala dalam remang gelap dan hawa sejuk setelah hujan pada kegiatan Kirab Budaya Tunas Gusdurian, Sabtu malam (15/10). Kirab ini dibuka langsung oleh Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, di depan Gedung Bir Ali, Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Peserta Tunas Gusdurian 2022 dari beragam daerah berbaris berkerumun berdasarkan daerah dan mengenakan pakaian adat masing-masing. Acara Tunas Gusdurian bagaikan menjadi miniatur kecil keberagaman dalam budaya dan agama, yang disimbolkan dalam wujud Kirab Budaya. “Kirab budaya ini bukan hanya bersenang-senang, tapi membawa semangat keberbedaan dalam persatuan, juga kebersatuan dalam perbedaan.” Demikian terang Alissa Wahid.

Lilin-lilin yang dinyalakan menjadi simbol dukungan untuk korban tragedi Kanjuruhan. Alissa Wahid mengajak para peserta untuk mendoakan saudara-saudara korban tragedi Kanjuruhan yang sedang memulihkan luka dari trauma mendalam.

Tragedi Kanjuruhan bukan tragedi kemanusiaan. Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi sistem! Korban Kanjuruhan yang kehilangan nyawa, adalah korban sistem yang korup, sistem yang tidak akuntabel, sistem yang tidak berpihak pada rakyat!” tegas Alissa Wahid.

“Jangan biarkan luka hati mereka menjadi sia-sia. Jangan biarkan nyawa-nyawa yang melayang, dan korban-korban kesakitan, tidak berbuah perubahan. Ketika sebuah sistem dibangun di atas kepentingan mereka yang punya modal dan yang punya kuasa, selalu rakyat yang jadi korban.”

Setelah dibuka oleh Alissa Wahid, kirab dilangsungkan dari depan Gedung Bir Ali menuju Gedung Muzdalifah, venue Panggung Budaya dan Konser Toleransi Tunas Gusdurian 2022. Di Panggung Budaya, disajikan pembacaan puisi oleh KH. D. Zawawi Imron, monolog oleh Inayah Wahid, serta penampilan seni lainnya oleh para budayawan lokal Jawa Timur.

Tunas Gusdurian 2022 telah resmi ditutup Minggu (16/10) di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Dalam sesi penutupan tersebut, Alissa Wahid membacakan naskah resolusi Gusdurian untuk Indonesia dan juga menyatakan bahwa Gusdurian berkomitmen untuk mengawal pemilu 2024 dan memperkuat konsolidasi masyarakat sipil.