Demonstrasi anti Islam terjadi di ibu kota Norwegia, Oslo, pada hari Sabtu (29/8) dan berujung bentrok yang melibatkan kelompok anti-Islam dan kepolisian. Pihak berwenang Norwegia akhirnya memaksa mengakhiri demonstrasi tersebut lebih awal.
Dilaporkan oleh DW, demonstrasi tersebut diorganisir oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN), dan berlangsung di dekat gedung parlemen Norwegia.
Ratusan pengunjuk rasa juga berkumpul, menabuh genderang dan meneriakkan yel-yel “Tidak ada rasisme di jalanan kami!” lapor kantor berita DPA.
Situasi demonstrasi tersebut kemudian memuncak ketika seorang aktivis perempuan anggota SIAN berorasi sambil merobek halaman dari Alquran dan meludahinya.
Perempuan tersebut, yang sebelumnya ternyata pernah terkena dakwaan kasus ujaran kebencian, mengatakan kepada para pengunjuk rasa: “Lihat, sekarang saya akan menodai Al-Quran!”
At an anti-Islam protest in Oslo, Norway, a protester tears pages out of the Quran and spits on them pic.twitter.com/AWKN3RpugG
— TRT World (@trtworld) August 31, 2020
Bentrokan kemudian tidak terhindarkan, melibatkan kelompok kontra pengunjuk rasa yang melemparkan telur ke anggota SIAN dan mencoba menerobos barikade polisi. Beberapa pengunjuk rasa juga mulai menendang van polisi dan naik ke kap kendaraan.
Pihak kepolisian Norwegia pada akhirnya menggunakan semprotan gas air mata untuk memisahkan dua kelompok yang bentrok, yang pada akhirnya memaksa demonstrasi anti Islam SIAN selesai lebih awal. Menurut kantor berita publik Norwegia, NRK, polisi menangkap 29 orang, yang beberapa di antaranya adalah anak di bawah umur.
Aksi ini mengundang kecaman dari tokoh di dunia Islam, termasuk dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Akun resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mencuitkan statemen sebagai berikut: “Indonesia kutuk aksi penistaan Al-Quran di Swedia dan Norwegia. Tindakan ini bukan saja melukai umat Islam, tetapi juga bertentangan dengan nilai demokrasi, dan dapat timbulkan perpecahan antar umat beragama,”
Protes di Norwegia terjadi setelah insiden serupa di kota Malmo Swedia pada hari Jumat, di mana pengunjuk rasa bentrok dengan polisi setelah ekstremis sayap kanan membakar al-Quran pada Jumat (28/8) lalu.
Sebelumnya pada hari Jumat lalu, di Malmo, Swedia, al-Quran juga dibakar oleh kelompok pendukung Rasmus Paludan, pemimpin sayap kanan Denmark dari Partai Stram Kurs.