Aksi #IndonesiaGelap di Era Prabowo Gibran dan Kenapa Kita Harus Berterima Kasih ke Mahasiswa

Aksi #IndonesiaGelap di Era Prabowo Gibran dan Kenapa Kita Harus Berterima Kasih ke Mahasiswa

Aksi #IndonesiaGelap di Era Prabowo Gibran dan Kenapa Kita Harus Berterima Kasih ke Mahasiswa

Aksi #IndonesiaGelap menggema dan kita diingatkan, sejarah Indonesia adalah sejarahnya kaum muda. Sejak era kolonial, kaum muda tidak pernah berhenti menjadi pewarta harapan dan kebangkitan.

Ketika negeri sedang dalam krisis dan tak tahu arah, kaum muda selalu tampil ke muka bahwa harapan itu masih ada, bahwa cahaya itu masih menyala. Dan untuk konteks kekinian, kaum muda berdiri tegak mewartakan bahwa Republik masih berdiri.

 

Fakta mutakhir, di hari Senin, 17 Februari 2025, serentak di beberapa titik: Jakarta, Lampung, Palembang, Bandung, Surabaya, Samarinda, Banjarmasin, Malang, Aceh, Denpasar, Alor dan daerah-daerah lain, kaum muda turun ke jalan membawa pesan #INDONESIAGELAP.

Pesan ini adalah sebuah lampu merah yang menjadi alarm bahaya bahwa Bangsa ini, yang berdirii atas nama cita-cita keadilan sosial, sedang salah urus dan salah arah.

Kaum muda turun ke jalan atas dasar cinta pada republik ini. Mereka memberi peringatan keras, sebuah kartu merah kepada rezim Prabowo-Gibran yang mengurus bangsa ini tidak atas dasar panduan konstitusi,.

Demo serentak, yang rencananya akan dilakukan marathon selama 3-4 hari, yang dipuncaki dengan aksi massa nasional di Jakarta adalah bentuk akumulasi kekecewaan anak muda sejak rezim Jokowi di periode kedua.

Dari akumulasi kekecewaan itu, ada tiga tuntutan mahasiswa yang menggema, tidak hanya di jalanan tetapi juga di dunia Maya, yakni :

 

1. Cabut instruksi Presiden tentang efisiensi anggaran yang menyebabkan pemangkasan anggaran primer, terutama di sektor pendidikan.

2. Hentikan rencana pemberian ijin tambang kepada kampus.

3. Kaji ulang program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan pemangkasan anggaran besar-besaran. Program MBG tidak berbasis riset.

Akun X BEM UI mengunggah postingan :

 

“banyak kebijakan ugal-ugalan nirsubstansi yang menyebabkan penderitaan rakyat terus berlanjut”.

 

Malam harinya, pemerintah dan DPR mengambil keputusan cepat untuk tidak jadi memberi konsesi tambang pada Universitas. Keputusan ini merespon tuntutan mahasiswa.

Sejarah kembali membuktikan bahwa kaum muda, para mahasiswa adalah kekuatan

moral yang tangguh. Saat para politisi kongkalikong membangun kekuasaan, mahasiswa selalu hadir menjadi oposisi loyal.

 

Di luar itu, demonstrasi mahasiswa ini merupakan sinyal bahwa rezim Prabowo-Gibran mengalami krisis harapan. Pidato-pidato Prabowo di banyak kesempatan, hanya menggelegar dengan intonasi tinggi, tanpa nyawa karena tidak membumi.

 

Demonstrasi mahasiswa ini juga memberi pesan kepada Prabowo untuk lepas dari bayang-bayang Jokowi. Berani mengambil keputusan strategis untuk rakyat, tanpa perlu mempertimbangkan kepentingan Jokowi..

Saya suka dengan quote dari Pablo Neruda, penyair Chili peraih hadiah Nobel :

“Engkau bisa memotong semua bunga, tetapi engkau tidak bisa mencegah datangnya musim semi”

Elit penguasa boleh bermain drama untuk mengamankan status quo, untuk menjaga kekuasaan tetap langgeng, tetapi mereka tidak akan sanggup menghentikan kekuatan moral kaum muda, para mahasiswa yang memang telah teruji oleh sejarah.

Terimakasih Mahasiswa…