Akibat di blokade Israel beberapa rumah sakit di wilayah Gaza kehabisan ventilator dan tempat tidur perawatan intensif bagi pasien covid. Disebutkan bahwa sistem kesehatan Gaza bisa menjadi kuwalahan pada minggu depan karena lonjakan kasus virus korona.
“Dalam 10 hari, sistem kesehatan tidak akan mampu menyerap kenaikan kasus seperti itu dan mungkin ada kasus yang tidak akan mendapatkan tempat di unit perawatan intensif,” kata Abdelraouf Elmanama, seorang ahli mikrobiologi yang menjadi bagian dari gugus tugas pandemi Covid di Gaza . Menurutnya hal ini akan menambahkan bahwa tingkat kematian 0,05 persen.
Laman middleeasteye mewartakan, salah satu faktor kekhawatiran meningkatnya kasus covid 19 disebabkan kepadatan penduduk Gaza. Saat ini wilayah tersebut dihuni lebih dari dua juta jiwa. Tercatat hampir 15.000 kasus dan 65 kematian akibat covid 19.
Abdelnaser Soboh, pimpinan lokal dari WHO, mencatat bahwa seperlima dari tes ternyata positif, yang kebanyakan berusia di atas 60 tahun. Angka dari kantor kemanusiaan PBB, OCHA, menunjukkan angka yang terus meningkat di Gaza, dan mencapai rekor tertinggi pada hari SSabtu kemarin dengan angka 891 kasus.
baca juga: blokade Israel di Gaza berbahaya, apalagi saat covid
“Ini adalah indikator berbahaya karena kebanyakan [dari mereka yang berusia di atas 60 tahun] mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Dalam seminggu, kami tidak akan mampu menangani kasus kritis,” kata Soboh.
Menanggapi hal ini, Menteri Sains dan Teknologi Israel, Izhar Shay, mengatakan di radio bahwa pemerintahnya akan memfasilitasi bantuan kemanusiaan tetapi tidak akan meredakan blokade di Gaza, yang diklaim membatasi akses senjata ke organisasi Hamas yang berkuasa.
Bahkan pada Minggu kemarin, Israel melakukan serangan udara di Jalur Gaza setelah sebuah roketmenghantam pabrik di Israel. Militer Israel mengatakan mereka menyerang tempat militer milik Hamas, kelompok Palestina yang mengontrol Gaza. Serangan itu sebagai balasan karena Isarel menganggap roket yang mengenai pabrik di Israel adalah ulah Hamas. Para saksi mata mengatakan kepada Reuters, serangan menjelang fajar mencapai sasaran di Kota Gaza, Rafah dan Khan Younis.