Nashib adalah seorang hamba sahaya berkulit hitam dan bertampang jelek, tetapi dia juga seorang yang mempunyai hubungan dekat dengan sultan Abdul Malik bin Marwan. Pada suatu hari Nashib masuk istana setelah lama dia tidak pernah menghadap sultan.
“Hai Nashib! Lama benar kamu tidak menghadapku, apakah itu adalah bagian dari kesetiaanmu?!” sapa sultan.
“Ya Amiral Mukminin! Aku adalah hamba sahaya hitam yang tidak patut bergaul dengan raja-raja,” jawab Nashib.
“Maukah kamu minum-minum?”
“Aku adalah hamba sahaya hitam bertampang jelek. Kalau aku sampai menghadap tuan adalah semata-mata karena akalku. Jadi, bila tuan benar-benar menyayangiku janganlah Tuan memasukkan ke dalam tubuhku sesuatu yang menghilangkan akalku.”
Sumber: K. H. M. A. Fuad Hasyim, Butir-Butir Hikmah Sufi, hal 154, LKiS-Jogjakarta 2004.