Agama seringkali menjadi alat yang netral. Penggunaannya sangat ditentukan oleh watak sang pengguna.
Di tangan orang dengan hati penuh cinta, agama akan menjadi alat untuk menebarkan cinta.
Di tangan orang dermawan, agama akan menjadi alat untuk berbagi dengan sesama manusia.
Di tangan orang asketis, agama akan menjadi alat untuk menghubungkan diri dengan keheningan yang menentramkan.
Di tangan orang yang haus kuasa, agama akan menjadi alat untuk menggapai kekuasaan.
Di tangan orang yang suka mencuri, agama akan menjadi alat untuk membenarkan pencurian.
Di tangan seorang casanova, agama akan menjadi alat pembenar bagi kegemaran beristri banyak.
Di tangan perusak dan pembunuh, agama akan menjadi alat untuk menebarkan teror dan kerusakan.
Di tangan orang berhati iblis, agama akan menjadi alasan kesombongan.
Semoga Anda dan saya mampu memegang agama dengan cara yang benar, dan menjadikannya sebagai alat untuk menebar cinta pada semesta alam (rahmatan lil ‘alamin) seperti perintah Allah.
Aamiin…
*) Abdul Gaffar Karim