Adzan Dianggap Mengganggu, Menara Masjidil Aqsa Dikunci Polisi Israel

Adzan Dianggap Mengganggu, Menara Masjidil Aqsa Dikunci Polisi Israel

Adzan Dianggap Mengganggu, Menara Masjidil Aqsa Dikunci Polisi Israel

Kepolisian Israel kembali melakukan ulah yang tidak bisa ditolerir. Kali ini empat menara di Masjidil Aqsa dikunci karena dianggap mengganggu. Ya, Anda tidak salah dengar. Adzan dianggap menganggu oleh kepolisian Israel. Yordania sebagai pemangku Masjidil Aqsa mengecam aksi polisi Israel dan dianggap menghalang-halangi upaya untuk untuk mengumandangkan adzan.

Pejabat Yordania menyatakan bahwa karyawan wakaf Yerusalem yang dikelola Yordania dan departemen urusan Al-Aqsa diganggu oleh polisi Israel. Sabotase ini dilakukan setelah pejabat wakaf Masjidil Aqsa menolak mematikan pengeras suara pada hari pertama Ramadhan.  Hal ini Israel mengganggu ketenangan tentara yang baru berdoa di tembok Buraq.

Disebutkan, sebuah sirene Israel dibunyikan di Yerusalem pada pukul 8 malam pada hari Selasa sebagai penghormatan ribuan tentara Isrrel  meninggal di negara itu. Acara tersebut berteatan dengan panggilan sholat isya hari itu di kota itu. Setelah itu polisi Isarel melakukan operasi dan menara Masjisil Aqsa dikunci.

Daifallah Al-Fayez, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, menggambarkan tindakan Israel sebagai provokasi terhadap Muslim di seluruh dunia dan melanggar hukum internasional. Al Fayez  mengatakan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah situs suci Islam dan bahwa departemen wakaf Yerusalem adalah satu-satunya otoritas yang bertugas mengawasi semua urusannya, bukan polisi Israel.

“Ini adalah pertama kalinya sejak 1967 penjajah Israel menyabotase kunci untuk memasuki menara dan secara fisik memutus aliran listrik ke pengeras suara. Dan mereka mengejar pejabat dan staf wakaf yang menolak untuk melaksanakan tuntutan mereka, ” menurut sumber dari Dewan Wakaf Yerusalem seperti dikutip laman Arabnews.com.

Sementara itu Kepala Komite Islam-Kristen untuk Yerusalem, Hanna Issa, mengatakan bahwa tindakan Israel telah melanggar Konvensi Roma 1998. Hanna juga meminta komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel.

Ha senada juga dikatakan Dimitri Diliani, presiden Koalisi Kristen Nasional di Tanah Suci. Ia  mengatakan bahwa insiden itu merupakan upaya untuk melumpuhkan kebebasan beragama dan merupakan serangan terhadap tempat-tempat suci Islam. “Selain itu, ini merupakan cerminan dari kebijakan rasis penjajah Israel yang tidak dapat menerima siapapun yang bukan Yahudi,” ujarnya.

Sedangkan Ahmad Tamimi, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mendesak tindakan internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel atas tempat-tempat suci Muslim di Yerusalem. Israel telah  ikut menandatangani perjanjian internasional yang mewajibkan untuk menghormati kesucian tempat-tempat suci.