Mengikuti shalat Berjamaah di Masjid Nabawi adalah salah satu impian banyak muslim. Selain menjadi masjid bersejarah, Nabawi juga masjid yang unik, berbeda dengan masjid-masjid lain, khususnya tempat ibadah muslim di Indonesia.
Salah satu yang membedakan Nabawi dengan masjid lain adalah ada salat lain yang dilakukan setelah salat fardu berjamaah. Biasanya sang bilal akan bilang, “Shollu alal amwat rahimakumullah” atau “Shollu alal arwah rahimakumullah,” atau juga “Shollu alal amwat wal athfal rahimakumullah.”
Saat pertama kali datang dan mengikuti salat fardhu di sana, mungkin kita akan bertanya-tanya, salat apa kah yang ditunaikan setelah salat fardhu berjamaah di masjid Nabawi?
Ternyata salat yang dilaksanakan setelah salat fardhu di Nabawi adalah salat ghaib, bukan salat sunnah bakdiyah yang biasa kita lakukan seusai salat fardhu. Salat ini dilakukan ketika jenazahnya sudah dikuburkan atau tidak ada di sekitar kita. Ini lah yang membedakan antara salat gaib dengan salat jenazah. Jika salat jenazah, mayit yang akan disalatkan ada di depan orang-orang yang salat, sedangkan salat ghaib jenazahnya tidak berada di tempat salat, atau sudah dikuburkan.
Dalam sebuah riwayat yang sahih dijelaskan bahwa Nabi pernah melakukan salat ghaib untuk al-Najâsyî (gelar bagi raja di Habasyah yang saat ini bernama Ethiopia).
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : نَعَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلَى أَصْحَابِهِ النَّجَاشِيَّ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَصَفُّوا خَلْفَه فَكَبَّرَ أَرْبَعً
“Nabi memberitakan kepada para sahabatnya tentang kematian an-najasyi, kemudia beliau maju (unutk mengimami), maka kami membuat shaf di belakang beliau, dan beliau bertakbir empat kali” (HR. Bukhari)
Berikut tata cara pelaksanaan salat setelah salat fardhu berjamaah di masjid Nabawi :
Biasanya setelah bilal mengucapkan ajakan salat (setelah salat fardhu), imam tidak langsung takbir, tetapi menunggu beberapa lama. Saat itu, sang imam sedang membaca nama-nama almarhum yang akan disalati gaib.
- Niat salat ghaib berjamaah di masjid Nabawi. Karena kita tidak mengetahui nama-nama yang disalati, maka kita cuku niat salat sebagai berikut
أُصَلِّى عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ اْلإِمَامِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالى
Usholli ala man sholla alaihi arba’a takbiroti fardhol kifayati (makmuman) lillahi ta’ala
Aku sholat ghaib atas mayyit yang dishalati imam empat kali takbir fardu kifayah makmum karena Allah Ta’ala
Dalam niat shalat ghaib disebut fardhu kifayah karena hukum dari shalat ghaib disamakan dengan shalat jenazah yang hukumnya juga fardhu kifayah.
- Membaca Takbiratul Ihram
- Takbir pertama membaca surat al-Fatihah
بسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لله ِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم ملِكِ يَوْمِ الدِّ يـْنِ ايـَّاكَ نـَعْبُدُ وَايـَّاكَ نـَسْتَعِيْنُ اِهْدِنـَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذيـْنَ اَنـــْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَ لاَ الضَّالّــِـيْنَ
- Takbir kedua membaca shalawatMembaca bacaan shalawat, seperti ketika sedang tahiyat.
اللّـٰهُمَّ صَلَّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
- Takbir ketiga membaca doaMembacakan doa untuk si Jenazah, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW pada hadis berikut:
اللّـٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ باالْمَاءٍ وَالثَّلْجِ والْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَاراً خَيْراً مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجاً خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ اْلجَنَّة وَأَعِدْهُ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَعَذَابِ الناَّرِ
Ya Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia, luaskanlah kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau mebersihkan baju putih dari kotoran. Berilah dia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri yang lebih baik dari istrinya (atau suaminya) dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka.
- Takbir keempat membaca do’aاللّـٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِااْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فىِ قُلُوْبِنَا غِلاَّ لِّـلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُفٌ الرَّحِيْمٌ
Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya.
- Kemudian Salam
Itulah beberapa tata cara salat gaib yang biasa dilaksanakan setelah salat fardhu berjamaah di Masjid Nabawi.
Wallahu a’lam.