Saya cukup kaget dengan rekomendasi buku Bahasa Inggris yang rekomendasikan oleh teman saya yang berprofesi sebagai seorang guru Bahasa Inggris. Waktu itu saya memang menanyakan referensi buku Bahasa Inggris yang membahas tentang tata Bahasa (grammar) dan sekaligus memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan Muslim, seperti berdoa, mengaji, doa-doa yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.
Maklum, beberapa buku grammar Bahasa Inggris yang saya temui seringnya memberikan contoh kalimat yang lebih mencerminkan kehidupan di luar bukan kehidupan di Indonesia apalagi di pesantren. Untuk itu saya mencoba bertanya kepada teman saya. Ia kemudian mengirimkan link buku untuk saya download, dan judul buku itu adalah English for the Islamic State sebanyak enam jilid. Sempat terbesit dalam hati saya, wah Islamic State? Jangan-jangan ini buku produksi ISIS.
Namun cepat saya tepis karena merasa bahwa ini rekomendasi dari teman saya yang beprofesi sebaga Guru Bahasa Inggris dan juga berlatar belakang pesantren. Namun setelah saya cek, dimulai dari cover buku, terlihat ada bendera ISIS yang dipasang. Saya semakin curiga dan melihat ke kata pengantar/muqaddimah. Benar saja, di dalam muqaddimah disebutkan bahwa penulisan buku ini merupakan upaya-upaya penjagaan kekhalifahan.
Lebih lanjut saya cek, benar saja, buku itu menggunakan ilustrasi gambar yang menunjukan proses belajar mengajar di ISIS; seperti adanya bendera ISIS yang dipampang di dalam gambar, menunjukan percakapan antara guru dan murid. Wajah-wajah mereka yang di blur. Para pengajar menggunakan pakaian seperti akan bertempur. Belum lagi ada kosa kata seperti Bullet, Army, Hand dalam bahasan listening. Dan juga ada gambar senjata sebagai penghias buku itu. Vocabulary yang disajikan juga seperti army, bomb, bullet, yang dipadukan dengan kosa kata lain seperti ant, apple, bed, bee, membuat dua kosa kata itu tidak terlalu menonjol dan membuat orang yang tidak tahu ISIS untuk curiga. Ada juga kosa kata gun, hijra, pistol, snipper, monster, mortar, jihadi education, tank, baqiaa, ada juga percakapan yang menunjukan tentang bendera Islamic State.
Dalam buku keenam ada satu bagian bernama The Open University dimana disana dijelaskan mengenai kekhalifahan. Bahwa Islamic State merupakan kekhalifahan yang membuat orang Islam menjadi percaya dan orang kafir menjadi tidak percaya dan menyusahkan orang kafir. Bacaan tersebut dijadikan reading yang kemudian nanti di tanyakan melalui soal-soal.
Yang saya khawatirkan dari cerita saya adalah, bahwa orang yang dianggap memiliki expertise dalam Bahasa inggris dan latar belakang pesantren pun kadang tidak sadar bahwa buku ini diproduksi oleh ISIS. Mungkin bagi sebagian orang mereka hanya berpendapat bahwa yang bisa dilakukan oleh ISIS adalah perang, membunuh atau propaganda lewat majalah Dabiq yang sudah cukup dikenal. Namun, banyak yang masih tidak menyangka bahwa ISIS bisa juga melakukan propaganda melalui buku panduan Bahasa Inggris. Di era internet seperti sekarang ini, di mana kita menerima informasi dengan sangat banyak, orang kemudian menjadi mengalami tantangan baru untuk memilah mana informasi yang reliable dan tidak.
Selain itu, pencegahaan dan penerangan bahaya ekstremisme dan radikalisme masih berpusat di Ibu Kota, Jakarta. Sementara di daerah kurang dilaksanakan. Padahal menurut saya, justru yang membutuhkan penerangan adalah orang-orang di daerah yang memiliki sumber daya yang terbatas dan akhirnya hanya mengandalkan sumber yang berasal dari internet.
Cerita ini juga bagusnya menjadi pengingat bagi para bapak/ibu kepala sekolah atau instansi lembaga lainnya untuk selalu melakukan pengecekan terhadap modul yang digunakan oleh para pengajar. Mungkin banyak dari mereka tidak tahu tentang Islamic State. Orang tua pun sangat diimbau untuk turut serta melakukan pengecekan terhadap buku ajar yang digunakan oleh anak.