Terjadinya gerhana matahari cincin adalah murni tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Bukan tanda atas kematian seseorang, kelahirannya atau peristiwa-peristiwa apapun lainnya.
Hal ini pun telah ditegaskan oleh Nabi Saw. di dalam sabdanya di mana ketika itu terjadi gerhana Matahari yang bertepatan dengan kematian putra Nabi Saw. bernama Ibrahim.
Dan orang-orang banyak yang menyangka bahwa terjadinya fenomena alam berupa gerhana tersebut lantaran tanda atas kematian Ibrahim. Mendengar hal itu Nabi Saw. bersabda:
إِنَّ اَلشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اَللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اَللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda dari diantara tanda-tanda (kekuasaan) Allah, keduanya tidak mengalami gerhana karena matinya dan hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihatnya, berdoalah kalian kepada Allah, shalatlah hingga tersingkap kembali. Muttafaqun Alaih.
Terkait fenomena gerhana tersebut, terdapat hal-hal yang disunnahkan ketika terjadi gerhana matahari (Kusufus Syams) atau gerhana bulan (Khusuful Qamar)?
Hal-hal yang disunnahkan ketika terjadi gerhana Matahari atau Bulan adalah:
- Mandi
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh para ulama di dalam kitab-kitab fikih bahwa salah satu mandi-mandi yang disunnahkan adalah ketika hendak melaksanakan shalat gerhana Matahari atau bulan.
Diantaranya disebutkan oleh Syekh Wahbah Al Zuhaili di dalam kitab Alfiqh Al Islami Wa Adillatuhu
ويسن الغسل لها، كما تقدم بيانه في بحث الأغسال المسنونة؛ لأنها صلاة يشرع لها الاجتماع، والخطبة عند الشافعية، والوعظ ندباً عند المالكية، فيسن لها الغسل، كصلاة الجمعة والعيدين.
Dan disunahkan mandi untuk melaksanakan salat gerhana Matahari atau Bulan, sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam pembahasan mandi-mandi yang disunnahkan. Karena salat gerhana Matahari atau Bulan adalah salat yang disyariatkan untuk kumpul bersama melaksananyanya, disunnahkan pula adanya khotbah menurut ulama Syafiiyyah dan adanya nasehat menurut ulama Malikiyyah, maka disunnahkan mandi untuk salat Gerhana Matahari atau Bulan seperti salat Jumat dan dua hari raya.
Oleh karena itu, sebelum hendak pergi melaksanakan salat gerhana Matahari atau Bulan disunnahkan mandi sunnah terlebih dahulu seperti ketika akan salat Jumat atau salat idulfitri/iduladha. Yakni harus meratakan air dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Adapun niat mandinya adalah
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Saya niat mandi gerhana Matahari Sunnah karena Allah Ta’ala
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِخُسُوْفِ القَمَرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Saya niat mandi gerhana Bulan sunnah karena Allah Ta’ala
- Salat sunah berjamaah
Sebagaimana hadis yang telah disebutkan di atas, Nabi Saw. memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan salat dua rakaat ketika terjadi gerhana Matahari atau Bulan. Salat gerhana Matahari dan Bulan ini dihukumi sunnah, bukan wajib.
Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw. di dalam Sahih Al Bukhari dan Muslim dimana Nabi Saw. ditanya oleh seorang sahabat tentang kewajiban umat Islam selain rukun Islam yang lima
قَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ
Ia berkata: Apakah ada yang wajib bagi saya selain (kelima hal) ini? Nabi Saw. menjawab: “Tidak kecuali hanya sunnah saja.”
Salat gerhana ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Wahbah Al Zuahaili di dalam kitabnya bahwa disunnahkkan untuk semua umat Islam, baik yang sedang di perjalanan atau tidak, laki-laki atau perempuan, orang tua atau anak-anak. Terlebih sangat dianjurkan bagi orang yang diwajibkan untuk salat jumat.
وتشرع بلا أذان ولا إقامة وتسن فيها الجماعة، ويندب أن ينادى لها: «الصلاة جامعة» ؛ لأن النبي صلّى الله عليه وسلم «بعث منادياً ينادي: الصلاة جامعة .وتصلى جماعة أو فرادى، سراً أو جهراً، بخطبة أو بلا خطبة، على التفصيل الآتي بين المذاهب، لكن فعلها في مسجد الجمعة والجماعة أفضل؛ لأن النبي صلّى الله عليه وسلم صلى في المسجد
Disyariatkan dengan tanpa adzan dan iqamat. Serta disunahkan dilakukan dengan berjamaah. Dianjurkan ketika memanggil untuk salat dengan bacaan “As Salatu Jamiah” karena Nabi Saw. mengutus sahabat yang bertugas untuk memanggil (waktu itu) dengan mengucapkan “As Salatu Jamiah).
Salat gerhana (pada dasarnya) boleh dilakukan baik dengan berjamaah atau sendiri-sendiri, dengan bacaan yang lirih atau keras, dengan khutbah atau tidak. Yang telah rinci penjelasannya diantara pendapat ulama madzhab.
Tetapi salat gerhana itu dilakukan di dalam masjid yang biasa digunakan untuk salat jumat dengan berjamaah itu lebih utama karena Nabi Saw. salat di dalam masjid.
- Khutbah
Salah satu hal yang disunnahkan di dalam salat gerhana adalah khutbah setelah salat. Imam Nawawi di dalam kitab Al Adzkar berkata:
ويسن الجهر بالقراءة في كسوف القمر، ويستحب الإسرار في كسوف الشمس، ثم بعد الصلاة يخطب خطبتين يخوفهم فيهما بالله تعالى ، ويحثهم على طاعة الله تعالى ، وعلى الصدقة والإعتاق ، فقد صح ذلك في الأحاديث المشهورة ، ويحثهم أيضا على شكر نعم الله تعالى ، ويحذرهم الغفلة والاغترار.
Dan disunahkan mengeraskan bacaan di dalam salat gerhana Bulan, melirihkan bacaan di dalam salat gerhana Matahari kemudian setelah salat imam berkhotbah dengan dua kali khotbah yang menganjurkan jemaah agar takut kepada Allah swt.
Disunahkan juga memotifasi mereka untuk taat kepada Allah swt, sedekah, memerdekakan budak (waktu itu), maka sungguh hal-hal tersebut telah sahih disebutkan di dalam hadis-hadis yang masyhur.
Selain itu disunahkan memotivasi mereka juga untuk bersyukur atas nikmat Allah Swt. dan mewaspadai mereka dari sifat lalai dan penipu.
- Memperbanyak sedekah, dzikir dan doa
Aisyah ra meriwayatkan hadis bahwasannya Rasulullah saw. bersabda:
إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا يخسفان لموت أحد ولا لحياته ، فإذا رأيتم ذلك فادعوا الله تعالى وكبروا وتصدقوا.
Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda dari diantara tanda-tanda kekuasaan Allah yang muncul bukan karena mati atau hidupnya seseorang, maka jika kalian melihatnya, berdoalah kepada Allah ta’ala, bertakbirlah dan sedekahlah. (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Masih banyak pula riwayat-riwayat dari Ibnu Abbas, Abu Musa Al Asyari, Al Mughirah bin Syu’bah dan Abi Bakrah di dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim yang meriwayatkan hadis Nabi Saw. akan anjuran untuk doa, berdzikir, dan beristigfar meminta ampunan Allah ketika terjadi gerhana Matahari atau Bulan.
Selengkapnya, klik di sini