Habib Ja’far Ungkap Tidak Semua Habib Harus Jadi Penceramah, Contohnya Ahmad Albar

Habib Ja’far Ungkap Tidak Semua Habib Harus Jadi Penceramah, Contohnya Ahmad Albar

Habib Ja’far Ungkap Tidak Semua Habib Harus Jadi Penceramah, Contohnya Ahmad Albar

YOGYAKARTA, ISLAMI.CO – Dai kekinian Husein Ja’far Al-Hadar alias Habib Ja’far mengatakan tidak semua habib itu harus menjadi penceramah. Bahkan, ia menilai tidak semua Habib itu memiliki nilai spiritual yang baik.

Hal itu diungkal Habib Jafar di panggung festival Mojok.co di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, habib yang duduk bersebelahan dengan kepala suku Mojok.co Puthut EA berdiskusi tentang atribusi dari profil Habib Ja’far itu sendiri.

“Saya mau menjelaskan bahwa Habib itu atribusi sosial, bukan atribusi spiritual. Tidak semua Habib itu punya spiritualitas yang baik , tidak semua habib itu berada di jalur dakwah spiritual contohnya itu Ahmad Albar. Ahmad Albar itu Habib tapi dia musisi bukan penceramah,” ungkap Habib Ja’far pada (18/10/2024) lalu.

Habib Ja’far melanjutkan, menurutnya panggilan habib itu bukan berdasarkan orderan untuk dipanggil Habib, tapi seseorang yang memanggil dengan sebutan Habib.

“Biasanya kalau saya lagi ditelpon, ini Habib Ja’far ya? Ya ini Husein. Saya nggak pernah menyebut saya Habib Ja’far, gak pernah. Di buku pun saya selalu menulis ya Husein Ja’far Al-Hadar aja, gak pernah nyebut diri saya sebagai Habib,” tuturnya.

Habib Ja’far menegaskan, panggilan Habib itu karena tradisi di Indonesia saja, di beberapa negara Arab tidak ada panggilan Habib, karena memang tidak ada tradisi semacam itu.

“Buktinya di Indonesia itu, ada perbedaan panggilan habib sesuai dengan tradisinya masing-masing,” cerita Habib.

Tugas Utama Seorang Habib

Tugas utama dari seorang keturunan Nabi adalah menjaga nama baik dari Nabi Muhammad Saw ini ditunjukkan dengan perilaku yang baik. Prof Quraish Shihab mengajarkan, “Tugas pertama itu adalah menampakkan akhlak yang luhur, karena Nabi tidak diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak.”

Sebab itu, keturunan Nabi Muhammad di mana pun berada mesti memiliki akhlak yang baik, bukan malah sebaliknya. Jadi, jika terdapat keturunan Nabi berakhlak buruk, maka tidak memerankan fungsi dari habib itu sendiri.

Selain menjadi teladan akhlak yang baik, menurut Prof Quraish Shihab yang dimaksud Habib adalah orang yang dicintai dan mencintai, bukan saja dicintai masyarakat tetapi juga mencintai masyarakat.