Sebenarnya bagaimanakah Islam menyikapi fenomena babi ngepet?
Babi ngepet bersama berbagai varian lainnya seperti tuyul, sundel bolong, kuntilanak, pesugihan dan lain sebagainya itu merupakan hal-hal supranatural atau gaib dalam Islam yang semuanya itu merupakan pengembangan dari jenis-jenis sihir yang ada di dunia. Sihir itu sendiri sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 102 merupakan rekayasa Setan yang saat zaman Nabi Sulaiman mampu ditaklukkan oleh beliau.
Pasca beliau wafat, setan kemudian membisikkan kepada manusia agar membuka kembali kitab-kitab sihir yang saat itu sudah disembunyikan oleh Nabi Sulaiman.
Untuk memberikan cobaan pada bangsa manusia, Allah lantas menurunkan Harut dan Marut yang mengajari mereka macam ragam ilmu sihir seperti memisahkan pasangan suami-istri, hal-hal yang membahayakn manusia dan lain sebagainya. Hingga berkembang seperti sekarang ini. Orang pengen sakti pergi ke dukun, orang mau kaya datang ke pesugihan, memelihara tuyul, babi ngepet dan lain sebagainya. Semuanya itu ya tidak jauh-jauh adalah bentuk sihir yang sangat diharamkan dalam Islam. Bisa berakibat kekufuran.
Apakah sihir itu hingga zaman sekarang nyata adanya?
Ya jelas ada. Bentuknya pun beragam. Bahkan Nabi Muhammad pun pernah kena sihir. Sebagaimana tergambar dalam surat al-Lahab itu. Nabi terkena sihir kiriman dari istrinya Abu Lahab. Kemudian Nabi membaca doa lantas terlepas dari sihir itu.
Kalau sekelas Nabi pun terkena sihir, berarti kita pun bisa?
Jadi begini, harus dipahami bahwa terkena sihirnya Nabi bukan berarti Nabi itu lemah. Bukan. Tapi sebagai bentuk pengajaran bahwa jika umat Nabi terkena sihir, maka baca doa, serahkan semuanya kepada Allah Swt.
Apa doanya?
Ya beragam. Taawwudz; A’udzu billahi minasy Syaithoonir rojiim, Ya Allah, aku berlindung dari godaaan Setan yang terkutuk, itu bagian dari doa agar terhindar dari Setan dan sihir yang merupakan rekayasa Setan. Membaca duet surat Al-Falaq dan An-Nas itu juga bisa. Membaca ayat-ayat terakhir surat Al-Baqarah itu juga bisa. Macam-macam lah. Intinya, seberapa kuatnya upaya Setan dan sihir, kita harus ingat bahwa kuasa Allah jauh lebih kuat dari semua itu. Maka kuncinya adalah meminta perlindungan Allah.
Fenomena babi ngepet yang sedang viral ini, benarkah itu bisa mendatangkan kekayaan?
Wallahu a’lam. Hal terpenting yang mesti kita ingat ialah Allah sudah memberikan rambu kepada kita bahwa mencari rizqi itu harus dengan jalan yang halal dan dibelanjakan untuk hal yang halal. Jadi tidak usah kita tertarik dengan berbagai macam bentuk pesugihan mistik yang instan itu. Itu musyrik. Kufur. Haram.
Babi ngepet yang viral baru-baru ini beritanya adalah rekayasa seorang ustadz dan kawan-kawannya. Bagaimana tanggapannya?
Ya itu patut disayangkan. Ustadz, kyai, ulama dan lain sebagainya, intinya para pemuka agama itu adalah orang-orang yang memiliki tugas melanjutkan warisan atau legacy dakwah Rasulullah Saw. Nabi Muhammad itu nggak pernah bohong, tidak pernah membuat kehebohan dengan cara-cara yang batil dan kontroversial. Itu sudah dicontohkan Nabi. Itu yang harus kita ikuti. Tidak usah merekayasa macam-macam babi ngepet segala macam itu yang justru meresahkan umat. Tugas para ustadz, ulama, kyai itu memberikan pengajaran yang penuh kedamaian. Ingat ya, bukan hanya pengajaran, tetapi juga pengajaran yang penuh kedamaian. Tidak boleh pakai kekerasan, tidak boleh menggunakan hal-hal yang batil.
Tapi katanya, hal itu dipilih untuk menarik perhatian umat?
Ada banyak jalan benar untuk menarik perhatian umat. Kenapa harus memilih hal yang batil? Apalagi dibumbui dengan rekayasa dan kebohongan? Kalau mau menarik perhatian umat, ya ngaji yang benar. Baca kitab yang benar, sampaikan dengan fasih, sampaikan dengan santun. Dengan sendirinya nanti umat akan tertarik perhatiannya. Ini malah pakai media babi ngepet. Umat mana yang akan tertarik? Paling Cuma jadi berita sensasional sesaat lalu menghilang.
Ada pesan khusus untuk muslim terkait fenomena ini?
J: Ya ini kan suasana bulan ramadhan. Bulan memperbanyak ibadah karena pahalanya berlipat ganda. Sebaiknya kita fokus saja pada hal-hal yang positif. Para ustadz, kyai dan ulama dimohon membimbing umatnya dengan baik. Salat berjaahnya diimami, tarawehnya diimami. Umat ditemani. Kalau umat bertanya, berikan jawaban yang meneduhkan. Tidak usah pakai cara-cara aneh dan lain sebagainya.