Kasus guru sekolah yang membagikan foto Nabi Muhammad di Inggris memancing reaksi. Para pemimpin Muslim Inggris langsung memperingatkan PM Inggris, Boris Johnson tentang bahaya kasus itu jika tidak diselesaikan. Mereka memperingatkan negara itu “bisa menjadi seperti Prancis”.
Insiden yang terjadi di Batley Grammar School, West Yorkshire menimbulkan kontroversi. Seorang guru yang menunjukkan gambar itu yang disinyalir sebagai kartun dari majalah Prancis Charlie Hebdo. Akibatnya buru tersebut dikecam dan diminta untuk diberhentikan dari sekolah. Tetapi ada pendapat lain yang menyebutkan kasus ini tidak dibesar-besarkan. Para pemimpin muslim Inggris memperingatkan bahwa kasus ini harus diselesaikan dengan damai.
Saat ini guru tersebut saat ini telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi. Namun menurut salah satu tetangga bernama Jamal Altrek menuturkan bahwa guru itu disebutkan sebenarnya sangat ramah dengan tetangganya.
“Saya pikir apa yang terjadi bukanlah dengan niat atau rasisme apapun atau semacamnya. Kami Muslim. Saat Idul Fitri mereka memberi kami kartu Idul Fitri untuk anak-anak, dan bahkan manisan, manisan halal untuk anak-anak. Dia mungkin tidak sadar bahwa kartun itu bisa menyinggung,” kata Jamal seperti dilansir dari laman arabnews.com.
Tetangga lain mengatakan bahwa keluarga guru itu adalah keluarga yang sangat baik “Saya tidak berpikir dia akan melakukan apa pun untuk menghina siapa pun. Kami Muslim, dan mereka adalah keluarga yang sangat baik,” katanya.
Sementara itu Adil Shahzad, imam Institut Al-Hikam di Bradford, mengatakan bahwa ia sedang mengirim surat yang isinya menguraikan perasaan komunitas muslim Inggris. Surat tersebut akan dikirim ke Boris Johnson dan beberapa anggota parlemen lokal. Menurut laporan The Times bahwa komunitas muslim tidak ingin kasus ini terulang kembali.
“Kami berharap sekolah akan melakukan hal yang benar dan memberikan preseden yang tepat, karena jika ini adalah kasus pertama, yang terjadi di negara ini, maka kemungkinan besar seperti di Prancis. Misalnya… di mana pertama-tama ‘mari kita hina nabi’, lalu ‘kita akan mulai melarang burqa,” ungkap Syahzad.
Shahzad mengatakan bahwa tokoh Muslim setempat telah mencoba meredakan ketegangan pada hari Jumat dengan khotbah. “Kami memastikan tidak ada yang melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab, bahwa kami tidak menyebarkan kebencian, bahwa kami tidak menyebarkan kekerasan dan kami melakukannya dengan cara yang damai, sesuai dengan hak demokrasi kami,”sambung salah satu pemimpin muslim Inggris.