Tafsir Alif Lam Mim dalam Al-Qur’an surat al Baqarah ayat 1 dimaknai beragam oleh para ulama. Ini karena Rasulullah SAW sendiri belum pernah menyebutkan secara pasti dalam sabda-sabdanya.
Salah satu pendapat yang sangat masyhur, bahwa arti Alif Lam Mim adalah “hanya Allah SWT yang mengetahui.” Pendapat ini hampir disepakati oleh mayoritas ulama. Walupun demikian, ada beberapa ulama yang masih berusaha untuk menafsirkannya agar mendapatkan makna yang lebih spesifik.
Quraish Shihab menyebutkan dalam Tafsir al-Misbah, bahwa seorang ulama bernama Rasyad Khalifa berpendapat, Alif Lam Mim menjadi pembuka atau awal surat Al-Baqarah karena tiga huruf tersebut, yaitu alif (ا), lam (ل), dan mim (م) adalah huruf terbanyak dalam surat al Baqarah. Huruf alif paling banyak disebut dalam surat tersebut, lalu disusul lam, kemudian mim.
Bagi Rasyad Khalifah, hal ini tidak hanya berlaku dalam surat al-Baqarah saja, melainkan juga dalam surat-surat lain yang ayat pertamanya dibuka dengan huruf-huruf terpisah (muqatha’ah), seperti Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad, ‘Ain Shiin Qaaf, dan lain sebagainya, kecuali Yaa Siin. Menurutnya, huruf Yaa dan Siin dalam surat Yasin bukan huruf terbanyak, melainkan huruf yang paling sedikit disebut.
Namun pendapat Rasyad Khalifah ini dianggap aneh dan kontroversial. Bahkan bukan hanya pendapatnya, melainkan juga orangnya, yaitu Rasyad Khalifah sendiri.
Menurut Quraish Shihab, pendapat yang paling tepat hingga saat ini adalah pendapat yang pertama dan paling masyhur di atas, yaitu “hanya Allah yang mengetahui maknanya”.
Walaupun demikian, para ulama berusaha untuk menggali hikmah Alif Lam Mim ini. Di antara beberapa hikmahnya adalah menjadi sebuah kemukjizatan Al-Qur’an, yaitu tidak ada seorang pun manusia yang dapat terpikir untuk membuat hal yang sama seperti ini. Hal ini sekaligus menjadi argumentasi bantahan bahwa selama ini Al-Qur’an dianggap sebagai buatan manusia.
Padahal Al-Quran telah menyebutkannya dalam surat al-Isra ayat 88:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
”Katakanlah, ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain’.” (QS Al-Israa’ [17] :88).
Kedua, sebagai cara Allah SWT untuk menarik pendengar untuk terus membaca ayat-ayat yang ditulis setelahnya.
Ketiga, Alif Lam Mim mewakili tiga makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) dalam Al-Qur’an. Alif merupakan huruf yang keluar dari kerongkongan (al-halq), Lam merupakan huruf yang keluar dari tengah mulut, yaitu pertemuan lidah dengan langit-langit mulut, sedangkan mim adalah huruf yang keluar dari pertemuan antara bibir atas dan bawah. Sehingga, Alif Lam Mim ini merupakan awal tengah dan akhir dalam makharijul huruf. Karena itu ada yang memaknai awal surat Al-Baqarah ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an membahas tentang awal penciptaan, kehidupan di dunia dan hari kiamat.
Keempat, bagi orang yang pertama membaca Al-Quran, maka dipastikan tidak akan bisa membaca surat Al Baqarah ayat 1 ini dengan benar. Pasalnya dalam surat lain, yaitu surat al Fiil juga ada huruf yang sama, namun dibaca berbeda. Hal ini juga menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak bisa dipelajari sendiri secara otodidak, diperlukan guru untuk membacanya agar sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW.
Begitulah seharusnya belajar Al-Qur’an. Karena nabi sendiri pun tidak mempelajari bacaan sendiri berdasarkan keinginannya sendiri, melainkan atas tuntunan dan ajaran dari malaikat Jibril AS. (AN)
Wallahu a’lam.
Baca juga tulisan lain tentang Tafsir al-Misbah atau Surat al-Baqarah