Polemik “humor Gus Dur” yang melibatkan Ismail Ahmad, warga kepulauan Sula, Maluku Utara, ternyata tidak berhenti di level permintaan maaf.
Seperti diketahui, Ismail awalnya mengunggah humor Gus Dur tentang Polisi di media sosial.
“Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng (Gus Dur),” tulis Ismail di dinding Facebooknya.
Segera setelah itu, Polisi setempat merasa tersinggung dan lalu memproses Ismail. Namun siapa sangka, langkah Polisi tersebut justru berujung “petaka”. Kendati Ismail telah meminta maaf sehingga perkara dianggap selesai untuk sementara, namun tidak demikian dengan komentar publik yang justru dibuat jengkel.
Ya, berbagai pihak, mulai dari putri-putri Gus Dur, segenap warganet simpatisan Gus Dur, Istana, bahkan jajaran Kepolisian sendiri secara serempak berada di pihak Ismail.
Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid, umpamanya, menulis lewat twitter, begini:
“Pak Polisi, ada teladan nih dari pemimpin anda semua, mantan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, sekarang Menteri Dalam Negeri”
Pak Polisi, ada teladan nih dari pemimpin anda semua, mantan Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian, sekarang Menteri Dalam Negeri. #IndonesiaDaruratHumor pic.twitter.com/vNGh1CdYqT
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) June 17, 2020
Lebih jauh, Alissa, seperti dikutip di media-media, mengatakan bahwa Indonesia sedang darurat humor.
“Indonesia sedang darurat humor. Makanya humor jadi seperti ini, kok jadi urusan hukum. Itu berarti sudah darurat sekali buat Indonesia. Dan ini sudah kesekian kali,” ujar Alissa.
Sementara itu, Istana, lewat Jubir Presiden Bidang Hukum Dini Shanti Purwono, juga tak mempermasalahkan unggahan Ismail.
“Saya belum membaca unggahan yang bersangkutan di facebook. Tapi kalau dari yang say abaca di media, sepertinya hanya mengutip guyonan almarhum Gus Dur. Kalau memang betul seperti itu saja, menurut saya pribadi dari sisi hukum seharusnya tidak ada masalah,” terang Dini seperti dikutip CNN Indonesia.
Dan, tak kalah penting adalah komentar dari jajaran Polisi sendiri. Buntut dari mempermasalahkan humor Gus Dur itu, Kapolres Kepulauan Sula AKBP Muhammad Irvan beserta jajarannya akhirnya mendapat teguran dari atasan, mulai dari level Kapolda bahkan sampai Mabes Polri.
Kapolda Maluku Utara Irjen (Pol) Rikwanto, umpamanya, kepada awak media mengaku sudah memberikan teguran langsung kepada Polres Kepulauan Sula.
“Setelah saya dalami dengan Kapolres-nya, dengan anggota yang memeriksa, dan obyek yang dipermasalahkan, saya anggap itu kurang tepat. Jadi yang dilakukan oleh Polres Sula itu kurang tepat. Jadi prinsipnya, kepada Polres Sula, terutama pada Anggota Reskrim yang kebetulan menemukan itu di Facebook, saya sudah tegur,” terang Rikwanto.
Teguran serupa juga datang langsung dari Mabes Polri sebagai institusi paling mentok dari kepolisian Republik Indonesia.
“Saya sampaikan ke Polda Malut, terutama Polres Kepulauan Sula, coba jangan terlalu reaktif dalam menyikapi sesuatu. Jangan mencederai sesuatu yang hanya candaan saja langsung ditanggapi dengan serius,” terang Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, seperti dilansir Antara.
Akankah (oknum) Polisi yang memanggil pengunggah humor Dus Dur meminta maaf balik kepada publik, sebagaimana yang ia minta dari Ismail? Entahlah.
Yang jelas, kasus ini tentu saja menjadi pelajaran buat kita semua: bahwa jangan mudah mengatasnamakan lembaga, institusi, apalagi agama, kalau ternyata yang merasa tersinggung atau berkepentingan hanyalah diri sendiri.