Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan sahabat mulia yang selalu setia mendampingi Nabi Muhammad SAW. Selama hidupnya, mertua Rasulullah SAW ini pernah menikahi beberapa perempuan, yaitu:
Qutailah binti Abdul Uzza
Qutailah atau Qatilah binti Abdul Uzza adalah perempuan pertama yang dinikahi Abu Bakar. Dari pernikahan ini, keduanya dikaruniai dua orang anak, yakni Asma dan Abdullah.
Pernikahan Abu Bakar dan Qutailah tak bertahan lama. Keduanya bercerai di masa jahiliyah. Setelah turun perintah dakwah Nabi SAW, Abu Bakar kemudian masuk Islam, diikuti kedua anaknya. Sedangkan Qutailah masih dalam keadaan musyrik.
Setelah Abu Bakar dan putrinya hijrah ke Madinah, Qutailah sempat datang ke negeri yang dahulunya bernama Yatsrib ini untuk menemui Asma. Ia membawakan beberapa bingkisan untuk putri tercintanya.
Rasulullah SAW memerintahkan Asma untuk menerima hadiah dari ibundanya dan tetap menghormatinya meskipun sang ibu bukan muslimah.
Ummu Ruman binti Amir
Nama aslinya adalah Zainab binti Abd bin Dahman. Dalam al-Ishabah fii Tamyiz ash-Shahabah, berdasarkan riwayat al-Waqidi, disebutkan bahwa Ummu Ruman dahulunya pernah menikah dengan Abdullah bin al-Haris bin Sakhbarah, namun suami pertamanya ini meninggal, tak lama setelah Ummu Ruman melahirkan seorang putra yang dinamakan Tufail bin Abdullah.
Sepeninggalan Abdullah bin al-Haris, Perempuan dari bani Faras bin Ghanam ini kemudian menikah dengan Abu Bakr ash-Shiddiq, ia juga berbaiat kepada Nabi Muhammad SAW dan ikut berhijrah ke Makkah. Dari pernikahan keduanya ini, Ummu Ruman melahirkan Abdurrahman dan Aisyah ummul mukminin.
Ummu Ruman wafat di masa Rasulullah SAW, bulan Dzul hijjah tahun ke 6 H. Dari Qasim bin Muhammad ia berkata “Ketika aku menunjukkan kuburan Ummu Ruman, Rasulullah SAW bersabda ‘Siapa yang ingin melihat perempuan dari bidadari surga, maka hendaklah ia melihat Ummu Ruman.’
Habibah binti Kharijah
Ia adalah putri dari Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair bin Malik bin Imru al-Qais bin Malik al-Aghar dan Hazilah binti Utbah bin Amr bin Khadij bin Amir bin Jasyam.
Tatkala kaum muhajirin sampai ke Madinah, Rasulullah SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid dari kalangan Anshar. Hingga kemudian Abu Bakar menikahi putri Kharijah, yaitu Habibah.
Saat Rasulullah SAW menghembuskan nafas terakhir (11 H), Abu Bakar sedang berada di kawasan Sunhi, di rumah istrinya, Habibah binti Kharijah.
Dua tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW, Abu Bakar menutup usia, saat Habibah binti Kharijah mengandung putri mereka yang kelak diberi nama Ummu Kultsum binti Abu Bakar. Dalam ath-Thabaqat al-Kubra disebutkan, sepeninggalan Abu Bakar, Habibah binti Kharijah menikah lagi dengan Khabib bin Asaf bin Utbah bin Amr.
Asma binti Umais
Asma binti Umais bin Ma’bad bin al-Harits merupakan perempuan muhajirin dari Bani Khats’am. Sebelum menikah dengan lelaki bergelar ash-Shiddiq ini, Asma sudah pernah menikah dengan Ja’far bin Abi Thalib, sepupu Rasulullah SAW. Namun Ja’far bin Abi Thalib gugur di medan perang Mu’tah (8 H).
Dari Ja’far Asma memiliki tiga orang putra, yakni Aun, Abdullah dan Muhammad. Ketiga anaknya secara bergantian menikah dengan Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib, cicit Rasulullah SAW.
Pada awal tahun 10 H, Abu Bakar dan Asma binti Umais menikah. Keduanya dikaruniai putra bernama Muhammad yang dilahirkan Asma saat melaksanakan haji wada.
Di penghujung ajalnya, Abu Bakar berwasiat agar istrinya, Asma binti Umais yang memandikan jenazahnya. Perempuan dari bani Khats’am ini pun melaksanakannya.
Sepeninggalan Abu Bakar, Asma binti Umais menikah lagi dengan Ali bin Abi Thalib, sepupu Rasulullah SASW, adik dari suami pertamanya.