Pandemi global Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) hingga Rabu (18/03/2020) 14.00 GMT, telah menjangkiti 205.642 orang di 170 negara, dengan jumlah korban meninggal dunia 8.272 orang dan 82.889 orang dinyatakan sembuh dari Virus Corona (Worldometers).
Di Indonesia sendiri, jumlah kasus positif virus Corona ada 227, dengan jumlah pasien sembuh dari Covid-19 ada 11 orang. Sementara pasien positif virus Corona yang meninggal dunia berjumlah 19 orang.
“Data sudah kita upgrade, akumulatif kasus meninggal sampai 19 Maret pukul 12.00 WIB. Total keseluruhan kasus meninggal adalah 25,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, seperti dikutip Detik.com.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa sejumlah pasien yang meninggal memiliki penyakit pendahulu lain sebelum positif Corona (Kompas.com).
Adapun pasien positif Corona tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara.
Sesuai Undang-Undang Bencana Nomor 24/2007, pandemik/wabah virus Corona ditetapkan Pemerintah sebagai Bencana Nasional. Pemerintah pun menetapkan status bencana Covid-19 menjadi 91 hari hingga 29 Mei 2020 (Tirto.id). Pemerintah mengimbau agar semua pihak baik di pusat maupun daerah, termasuk masyarakat diharapkan untuk berpartisipasi mencegah penyebaran virus Corona.
Sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membentuk Satgas NU Peduli Cegah Covid-19 dan menggelar sosialisasi serta penerapan SOP Covid-19 pada Jumat (13/03) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat.
Pada kegiatan itu, diresmikan pula Posko NU Peduli Covid-19, screening, penyemprotan disinfektan, dan penerapan standardisasi protokol pencegahan virus Corona.
Koordinator Satgas NU Peduli Cegah Covid-19, dr. Makki Zamzami, menyatakan bahwa pihaknya mengupayakan agar warga NU dan masyarakat secara luas dapat memahami tentang Covid-19 dan bisa mencegahnya agar tidak terinfeksi virus Corona, sehingga tidak panik dalam meresponsnya.
“Oleh karena itu, beberapa protokoler terutama dari NU yang amaliyahnya banyak, seperti Tahlilan, Maulidan, dan lain-lain wajib dari kita untuk memberitahukan informasi dan membuat SOP di setiap kegiatan-kegiatan, terutama di kantor-kantor NU,” ucap Makki, seperti dilansir NU Online.
SOP NU Cegah Covid-19 itu, kata Makki, nantinya disosialisasikan juga kepengurusan NU baik di tingkat wilayah (provinsi) maupun cabang (kabupaten/kota). Selain kantor-kantor NU, SOP juga diberlakukan di klinik-klinik, pesantren atau lembaga pendidikan, dan masjid yang berafiliasi dengan NU.
“Kemudian bagaimana standar pengadaan acara besar di lingkungan NU, kemudian evakuasi untuk posko-posko yang ada di PCNU. Jadi nanti setiap PCNU atau PWNU itu kita ada posko,” imbuh Sekretaris Satgas NU Cegah Covid-19, Surotul Ilmiyah.
Posko cabang itu, lanjut Surotul, bertugas untuk melakukan koordinasi dengan Puskesmas setempat maupun rumah sakit rujukan, baik rumah sakit NU atau rumah sakit yang direkomendasikan pemerintah setempat.
Kemudian, Satgas NU Peduli Cegah Covid-19, melalui lembaga filantropi NU Care-LAZISNU dalam program kemanusiaan “NU Care for Humanity”, menggalang partisipasi masyarakat umum untuk pengadaan thermal scanner, hand sanitizer, sabun cuci tangan, masker, dan kegiatan penyemprotan disinfektan serta edukasi pencegahan virus Corona di lingkungan masyarakat. Penggalangan itu dilakukan melalui crowdfunding NUcare.id via tautan s.id/CegahCorona
Satgas NU Peduli juga melayani pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 selama 24 jam di Posko NU Peduli, atau bisa juga didapatkan informasi dan konsultasi melalui WhatsApp di nomor 0813 8979 8679 dan media sosial Twitter dan Instagram @nupedulicovid19.
Bagi masyarakat yang hendak turut berkontribusi menjadi relawan, Satgas NU Peduli juga membuka pendafataran via tautan ini, klik saja s.id/IkutCegahCorona [Adv]