Selain diingatkan mengenai akhir penciptaan dunia, ditandai dengan kedatangan hari kiamat, Nabi juga diminta mendakwahkan awal penciptaan manusia yang berasal dari Nabi Adam. Saat itu, malaikat diminta tunduk hormat pada Adam, akan tetapi Iblis dari kalangan jin menolak perintah Allah tersebut karena merasa ujub, sombong, dan lebih mulia dari Adam. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قُلْنا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ كانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِياءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً
Wa idz qulna lil mala’ikatisjudu la Adama fasajadu illa Iblis. Kana minal jinni fafasaqo ‘an amri robbih. Afatattakhidzunahu wa dzurriyyatahu auliya’a min duni wa hum lakum ‘aduww. Bi’sa liz zholimina badala
Artinya:
“Ketika Kami memberi perintah pada malaikat untuk sujud pada Nabi Adam. Mereka pun sujud, kecuali Iblis yang termasuk dari golongan jin, melanggar perintah Tuhannya. Patutkah kamu menjadikan dia (iblis) dan keturunannya sebagai penolong selain-Ku, padahal mereka itu musuh bagi kalian. (Iblis) itu seburuk-buruknya pengganti (selain Allah) bagi orang-orang zalim” (QS: Al-Kahfi Ayat 50)
Syekh Thahir bin ‘Asyur menyampaikan korelasi antara ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya. Ayat-ayat terdahulu menyindir orang-orang musyrik yang merasa sombong atas kehadiran orang-orang miskin sahabat Nabi. Mereka merasa orang-orang miskin itu tidak pantas berada di majlis Nabi. Mereka mau berkumpul di majlis Nabi asalkan sahabat-sahabat Nabi yang miskin itu disingkirkan. Pada ayat ini, Allah mengingatkan bahwa perilaku mereka itu sama seperti Iblis yang merasa lebih mulia dari Adam.
Menurut Syekh Ibnu ‘Asyur, kisah dalam ayat ini mengingatkan bahwa Iblis itu sumber pertama kesesatan. Orang-orang yang mengikuti langkah Iblis akan menyesal di hari akhirat kelak, sementara Iblis sendiri tidak akan pernah mau disalahkan. “Salah siapa kalian mau ikut saya!” elak Iblis dan keturunannya pada orang-orang tersesat yang memojokkannya di akhirat.
Apakah Iblis mempunyai keturunan? Imam al-Thabari dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa Imam Mujahid berpendapat, keturunan Iblis itu adalah setan. Sementara itu, imam al-Qurthubi mengutip hadis sahih terkait hal ini. Diriwayatkan dari Salman yang mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian menjadi orang yang pertama masuk ke pasar dan paling akhir keluar dari pasar. Pasar itu tempat setan bertelur dan mengeraminya.” Menurut imam al-Qurthubi, ini menunjukkan bahwa setan itu mempunyai keturunan dari tulang iganya.
Imam al-Thabari menyebutkan nama-nama setan dan tugasnya masing-masing. Zalanbur itu bertugas sebagai penjaga pasar. Tsabar itu setan yang membisiki orang-orang yang terkena musibah agar terus menyesal, menangis, dan merobek-robek pakaian. Sementara itu, setan penjerumus orang berbuat zina bernama al-A‘war. Setan pembisik orang-orang yang menyebar berita bohong bernama Musawwath. Setan Dasim adalah pengganggu orang-orang yang tidak pernah berdoa saat beraktivitas, baik masuk rumah, makan, maupun minum.
Selain manusia biasa, ada juga setan yang khusus mengganggu para Nabi, yaitu setan al-Abdyadh. Setan Shakhr adalah setan yang mencuri cincin Nabi Sulaiman. Itulah beberapa nama setan yang kerap mengganggu manusia.