Suatu hari penduduk Kufah memberitakan bahwa penguasanya dikaruniai seorang anak perempuan. Namun dikisahkan bahwa sang penguasa kecewa. Ia bahkan malu dan kecewa serta enggak keluar rumah. Saking sedihnya penguasa Kufah tersebut tidak mau makan dan minum.
Kejadian ini membuat orang merasa sedih. Termasuk Buhlul, seorang sufi yang dianggap ‘gila.’ Sufi yang bernama asli Buhlul bin Amr as Shairafi ini telah melahirkan banyak karya-karya sastra tepatnya puisi. Disamping itu juga banyak kisah-kisah kehidupannya yang aneh dan kaya makna.
Maka ketika mendengar penguasa Kufah sakit, Buhlul bertekad menemuinya. Sesampainya di depan pintu gerbang kerjaan Buhlul berkata,” Izinkanlah aku menemui paduka yang mulia, karena saat ini waktu yang tepat untuk aku menemuinya.”
Mendengar permintaan Buhlul, pengawal langsung membuka pintu gerbang dan mempersilakan Buhlul menghadap raja.
Ketika di hadapan sang penguasa itu Buhlul berkata,” Wahai yang mulia, kesedihan macam apa yang mebuat tuan menyesali selain Allah Rabbul ‘Alamiin. Apakah tuan senang bila itu lelaki kelak akan menjadi seperti saya (‘gila’-red).”
Mendengar pernyatan itu, penguasa Kufah itu tersenyum dan berkata,” Wahai Buhlul engkau telah menghiburku dan membuatku lega dan bahagia.”
Kemudian ia mau makan dan mengundang banyak tamu untuk makan bersama.
*Cerita ini disarikan dari buku Uqala wal Majanin