Ini kisah Rasulullah dan salah satu sahabatnya bernama Nuaiman dan akan membuat kita menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.
Kisah ini masyhur dan termaktub di dalam syarah kitab Ihya’ Ulumuddin karangan “hujjatul islam” Imam Al-Ghazali. Nuaiman adalah sahabat yang hidup sezaman dengan Rasulullah, namun ada yang tidak senang dengan kebiasaan nuaiman yang hampir tiap pagi hari mabuk. Selain itu gemar bercanda bahkan sering iseng terhadap rasul.
Pernah suatu ketika, sesaat setelah sadar dari mabuknya, Nuaiman merasa perutnya keroncongan karena lapar. Tanpa banyak pikir panjang, nuaiman mencegat penjual makanan yang kebetulan lewat di depan masjid lalu memesan dua bungkus.
Sembari menunggu penjual menyiapkan pesanannya, Nuaiman masuk halaman masjid lalu mengajak Rasul untuk makan bersama. Rasul kemudian berdiri dan menuju ke arah Nuaiman yang sudah memegang dua bungkus makanan. Mereka berdua duduk lantas menyantap makanan tersebut.
Setelah makanan habis, Rasul hendak kembali ke masjid namun dihadang oleh Nuaiman.
“Mau kemana ya Rasul? Habis makan masak tidak bayar,” kata Nuaiman.
Rasul pun dengan senyumnya balik tanya, “Yang pesan kamu kan?”.
“Betul ya Rasul,” jawabnya sambil berdehem. Nuaiman melanjutkan perkataannya, “Di mana-mana raja itu mengayomi rakyatnya, penguasa melayani warganya, bos mentraktir karyawannya, masak saya yang harus bayar ya Rasul?”
Rasul lantas merogoh kocek sambil memberikan sejumlah uang kepada Nuaiman dengan senyum yang agak terkekeh.
Pasca kejadian tersebut, kebiasaan mabuk Nuaiman tak kunjung berhenti. Sampai suatu ketika beberapa sahabat menghampiri Nuaiman yang masih dalam keadaan mabuk. Nuaiman lantas berdiri karena beberapa sahabat tersebut menghampiri.
“Ada apa?” Tanya Nuaiman.
“Salah seorang sahabat langsung memarahi Nuaiman dengan makian. “Kamu ini setiap hari bersama Rasul, tapi kelakuan mu tetap saja seperti ini, apa nggak malu sama Rasul?”
Sahabat yang lain meneruskan, “Dasar kamu ini orang bejat, tidak pantas orang sepertimu mencintai Rasul karena pasti bakal di laknat oleh Allah atas perbuatanmu ini”.
Dalam keadaaan beberapa sahabat masih memaki dan menghujat Nuaiman, Rasulullah lewat dan langsung menanyakan apa yang sedang terjadi. Salah satu sahabat menceritakan kejadian sesaat sebelum Rasul datang.
Setelah mendengarkan keterangan, seketika Rasulullah memarahi para sahabat, “Jangan pernah sekali lagi kalian semua menghujat dan melaknat Nuaiman, meskipun dia seperti ini tapi dia selalu membuatku tersenyum, dia masih mencintai Allah dan Aku, dan tidak ada hak bagi kalian melarang Nuaiman mencintai Allah dan mencintaiku sebagai Rasul.”
Para sahabat yang menghujat Nuaiman lalu bubar dan kembali ke tempatnya masing-masing.