Sudah bukan rahasia lagi ketika Barat memiliki perhatian yang tinggi terhadap koleksi peninggalan sejarah-sejarah yang penting, termasuk manuskrip Al-Quran. Keberadaan manuskrip-manuskrip di Barat berawal dari penjajahan yang dilakuka negara-negara Barat kepada negeri Muslim.
Di saat yang sama, ratusan ribu manuskrip dibawa ke Barat. Sebagian besar manuskrip ini menjadi koleksi perpustakaan universitas-universitas Barat untuk dijaga, dirawat, dan dilakukan kajian-kajian ilmiah yang terkait.
Terdapat beberapa perpustakaan di Barat yang menyimpan beberapa manuskrip Al-Quran, di antaranya, Perpustakaan Nasional Prancis, Perpustakaan Universitas Tubingen Jerman, serta Perpustakaan Cadbury Universitas Birmingham Inggris. Beberapa perpustakaan tersebut masih menyimpan koleksi manuskrip al-Quran hingga saat ini.
Dua lembar manuskrip di Birmingham bahkan diklaim sebagai manuskrip tertua di dunia (568-645 M) yang juga serupa dengan manuskrip di perpustakaan Nasional Prancis. Manuskrip di Tubingen Jerman juga memiliki rentang penanggalan yang tidak jauh dengan kedua tempat sebelumnya (649-675 M).
Adapun manuskrip Vatikan diperkirakan berasal dari abad 12 M hingga abad 19 M. Kesimpulan inilah yang dilontarkan oleh Ezra Gozeler, seorang Profesor Studi Islam dari Universitas Ankara Turki yang mengkaji kumpulan manuskrip al-Quran di Perpustakaan Vatikan melalui tulisannya berjudul A Study on Quran Manuscripts in the Vatican Library in terms of Physical and Content Features (2017).
Jika selama ini Vatikan dikenal sebagai kota suci dan pusat peradaban bagi umat Kristiani seluruh dunia, temuan ini merupakan suatu hal yang luar biasa dalam kaitannya dengan hubungan harmonis antara agama Islam dan Kristen.
Ambrogo M Piazzoni dalam tulisannya berjudul Treasures in the Vatican Library (2011) menyebut bahwa terdapat sekitar 3500 manuskrip teologis sejak tahun 1481. Jumlah ini terus bertambah pada 1521 yang mencapai 4100 volume.
Dari jumlah tersebut, Gozeler menemukan sejumlah 110 manuskrip al-Quran yang ada di Perpustakaan Vatikan dengan rincian: Vaticani arabi (73 manuskrip), Borgiani arabi (25 manuskrip), Barberiniani orientali (11 manuskrip), dan Rossiani (2 manuskrip).
Orang yang berjasa dalam menyusun katalog manuskrip tersebut adalah Giorgio Levi della Vida (1886-1967). Della Vida merupakan sosok yang memiliki perhatian khusus terhadap manuskrip Al-Qur’an melalui karyanya yang berjudul Frammenti Coranici in Carattere Cufico nella Biblioteca Vaticana. Menurut Della Vida, terdapat sekitar 133 manuskrip tentang Islam di perpustakaan Vatikan yang 110 di antaranya adalah manuskrip Al-Qur’an.
Dari keempat katalog yang ada, Vaticani arabi, Borgiani arabi, Barberiniani orientali, dan Rossiani, satu di antaranya merupakan manuskrip Al-Qur’an yang disertai terjemahan bahasa Turki. Sedangkan tiga katalog lainnya berisikan manuskrip Al-Qur’an beserta terjemahan bahasa Persia.
Jenis kaligrafi yang paling banyak digunakan adalah Maghribi (19 Manuskrip) dan Nasikh-Ottoman (66 Manuskrip). Untuk jenis Maghribi, ciri-cirinya adalah: teks ditulis dalam warna coklat gelap, huruf vokal berwarna merah gelap, tasydid dan sukun berwarna biru, hamzah berwarna jingga tua, dan akhir ayat ditandai dengan sebuah lingkaran yang dihias. Manuskrip ini diperkirakan berasal pada era 12-13 M.
Sementara jenis Nasikh-Ottoman memiliki ciri-ciri: tanda waqaf berwarna merah, nomor ayat tidak ditulis, akhir ayat ditandai dengan dua variasi yaitu tiga titik merah berbentuk segitiga atau koma terbalik, terdapat tulisan sajdah pada ayat-ayat sajdah dengan warna hitam, dan pada setiap awal surat memuat informasi tentang Makkah-Madinah, nama surah, dan jumlah ayat.
Selain kedua jenis kaligrafi tersebut, masih ada beberapa jenis lain yang digunakan dalam penulisan manuskrip Vatikan ini, yakni: Ghubari-Farisi (1 manuskrip), Muhaqqaq-Farisi (1 manuskrip), Muhaqqaq-Ottoman (1 manuskrip), Muhaqqaq-Rayhani-Mameluk (1 manuskrip), Nasikh-Thuluth-Ottoman (1 manuskrip), Ghubari (2 manuskrip), Kufi (4 manuskrip), Nasikh-Farisi (6 manuskrip), Nasikh (8 manuskrip), Maghribi (19 manuskrip), dan Nasikh-Ottoman (66 MSS). Beberapa manuskrip juga menggunakan dua jenis kaligrafi atau lebih sehingga ada manuskrip yang diselesaikan oleh dua tangan berbeda.
Keunikan yang ada dalam manuskrip Vatikan ini adalah terdapatnya 39 surah memiliki nama yang berbeda dengan apa yang kita kenal atau lazim saat ini. Nama-nama surah tersebut di antaranya adalah: al-Khalil untuk surah Ibrahim; al-Kharir untuk surah al-Sajdah; al-sayyahun untuk surah Saba; Jadala untuk surah Mujadilah; al-Ishar untuk surah at-Takwir; wal-layli idha yaghsya untuk surah as-Syams; Lumaza untuk surah al-Humazah; Miskin untuk surah al-Maun; Asra untuk surah al-Isra; al-Maqabir dan al-Qabr untuk surah at-Takasur; Salasila untuk surah al-Insan; al-Abrar untuk surah al-Mutaffifin.
Setelah diteliti, manuskrip dalam jenis maghribi memiliki tiga periode penanggalan, yakni 6 H/12 M, 8 H/14 M, dan 9 H/15 M. Sedangkan manuskrip nasikh-Ottoman berasal dari 5 periode: 9 H/15 M, 10 H/16 M, 11 H/17 M, 12 H/18 M, dan 13 H / 19 M.
Dari seluruh manuskrip Al-Qur’an yang ada, manuskrip bernomor Vat.Ar.884 merupakan manuskrip dengan jumlah halaman terbanyak yaitu 506 halaman. Sedangkan Vat.Ar.1785 memiliki halaman paling sedikit dengan hanya berjumlah 9 halaman. Setiap manuskrip memiliki jumlah baris yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya mulai dari tiga baris hingga dua puluh empat baris.
Bagi kalangan tradisional Islam, adanya manuskrip Al-Qur’an di berbagai penjuru dunia ini menunjukkan adanya penjagaan Al-Qur’an yang terus dilakukan sepanjang masa. Temuan ini juga semakin membuktikan keotentikan Al-Qur’an dalam seluruh aspeknya. Di sisi lain, bagi kalangan akademisi, setiap manuskrip yang memiliki karakteristik fisik dan konten yang beragam ini membuka ruang untuk penelitian lebih lanjut tentang al-Quran.
Wallahu Alam.