Setelah pembebasan Mekah, Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada lagi hijrah setelah pembebasan kota Mekah ini. Artinya, sekarang yang ada adalah niat dan jihad melawan hawa nafsu. Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda, yang merupakan potongan dari Hadis hakikat muslim dan muhajir pada Kitab Iman bahwa yang disebut Muhajir (orang yang berhijrah) adalah seseorang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT.
Ibnu Hajar al-‘Asqalani menjelaskan bahwa terdapat dua hijrah, pertama hijrah zahiriyah yaitu berpindah tempat menuju tempat yang aman untuk menghindari fitnah dan siksaan, kedua hijrah bathiniyah yang merupakan hijrahnya seseorang untuk meninggalkan segala bentuk hawa nafsu yang dapat menimbulkan kemarahan Allah SWT.
Kemudian, seperti apa gambaran para perempuan zaman Nabi SAW berhijrah? Rasulullah SAW berhijrah sebanyak tiga kali. Pertama ke Habasyah, karena menjauhi siksaan kaum Quraisy. Kedua, ke Tha’if, namun ditolak oleh penduduk Tha’if. Kemudian hijrah ke Madinah. Hijrah ke Madinah inilah pertama dihitungnya kalender hijriyah.
Beberapa perempuan tangguh yang dituliskan dalam sejarah dan berperan pada zaman hijrah Nabi SAW yaitu, Ruqayyah putri Nabi SAW. Beliau adalah perempuan pertama yang berangkat bersama Nabi SAW hijrah ke Habasyah. Asma’ binti Abi Bakr, putri sahabat terdekat Nabi SAW yang penuh cinta mempersiapkan bekal untuk Rasulullah SAW dan ayahnya berangkat hijrah ke Madinah. Ummu Salamah yang berangkat hijrah berdua saja dengan putranya ke Madinah. Kemudian kisah Nusaybah binti Ka’ab dan Ummu Mani’ yang keduanya merupakan dua perempuan yang ikut berbai’at bersama tujuh puluh laki-laki lainnya untuk membela Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Tak lupa juga perjuangan Ummu Kultsum binti Uqbah yang berjuang menyusul Rasulullah SAW hijrah ke Madinah seorang diri. Kemudian sebab itu Allah SWT menurunkan wahyu surat al-Mumtahanah ayat 10. Bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk menguji perempuan yang berhijrah, apakah hijrahnya karena kecintaannya kepada dunia atau karena Allah SWT. Selain itu, kisah kesetiaan Ummu Aiman, pengasuh Nabi SAW sejak kecil.
Beliau adalah perempuan tangguh yang setia menemani Nabi SAW berhijrah ke Habasyah dan Madinah. Beberapa kisah perempuan-perempuan hebat masa Nabi SAW tersebut memberikan kita keyakinan dan kemantapan bahwa hijrah apapun itu, baik zahir maupun batin keduanya adalah diniatkan karena kecintaan kita kepada Allah SWT, mengharap ampunan dan rahmatNya.