Kehidupan di muka bumi tak seperti kehidupan di surga. Jika di surga tak ada siang dan malam, tak ada binatang buas, tak ada pergantian musim, itu semua memang hanya ada di bumi. Lalu Adam dan istri memilih suatu daerah nan indah guna mereka tinggali. Tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan sembarang macam tumbuh di tempat tersebut.
Kini, Adam harus bekerja untuk keberlangsungan hidup mereka (Baca: Adam dan Hawa Bagian-1) Mereka tinggal di dalam gua sebelum mereka membangun pondok kayu. Adam bekerja keras sampai dirinya merasa lelah. Adam dan Hawa juga menanam benih, memanen, menggiling dan membuat adonan serta memanggang dua roti untuk mereka makan.
Waktu terus berlalu hingga suatu hari, Hawa melahirkan dua bayi laki-laki dan dua bayi perempuan. Penduduk bumi pun bertambah dan genap menjadi enam orang. Adam dan Hawa hidup bahagia bersama putra dan putrinya. Adam dan Hawa memberi nama putranya, Habil dan Qabil, sedangkan putrinya diberi nama Iqlima dan Loza.
Habil dan Qabil, pergi mengikuti ayahnya untuk belajar dan bekerja. Mereka belajar kepada ayahnya tentang cara membajak tanah dan menggembala ternak. Sedangkan Iqlima dan Loza, membantu ibu mereka mengurus rumah. Hidup mereka bergantung pada aktivitas, kerja dan usaha mereka.
Wafatnya Adam
Hari demi hari berlanjut. Pasca kematian Habil, selama 40 hari Adam menangisinya. Ia menyayangkan perbuatan Qabil kepada saudaranya. Namun Allah memberi tahu padanya agar tak bersedih karena kelak ia akan dikaruniai putra sebaik Habil.
Adam bersyukur akan ketetapan Allah. Ia mendapat seorang putra yang ia beri nama Syith. Adam dan Hawa bersama keluarga hidup bahagia meski mereka juga khawatir tentang keadaan Qabil yang entah dimana keberadaannya.
Suatu hari, Adam meyuruh Syith mengambilkan beberapa butir anggur. Syith pun menuruti perintah ayahnya. Ia mengambil beberapa butir anggur untuk Adam. Namun, sebelum sempat mencicipi anggur yang diambilkan Syith, Adam telah wafat. Ia hidup selama seribu tahun dan kembali ke surga. []
Diceritakan ulang oleh Danny Setiawan Ramadhan dari buku “The Greatest Stories of Al-Qur’an” karya Syekh Kamal As Sayyid