Kehidupan di dunia ini diawali dari ketiadaan menjadi ada wujudnya, dan akan kembali lagi seperti semula menujua ketiadaan. Begitu juga manusia lahir juga menuju kematian. Sayangnya banyak orang merasa ketakutan menghadapinya. Ragib al-Asfihani dalam kitab Adz-Dzariah ila Makarim as-Syariah menjelaskan bahwa ada empat hal yang menjadikan manusia takut menghadapi kematian. Ini pernyataan selengkapnya:
ﺃﻣﺎ ﺳﺒﺐ اﻻﻏﺘﻤﺎﻡ ﻟﻠﻤﻮﺕ ﻓﻼ ﻳﻨﻔﻚ ﻣﻦ أربعة أوجه: ﺇﻣﺎ ﻟﻔﻮﺕ ﺷﻬﻮاﺕ ﺑﻄﻨﻪ ﻭﻓﺮﺟﻪ، ﻭﺇﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﺨﻠﻔﻪ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻪ، ﻭﺇﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺟﻬﻠﻪ ﺑﻤﺂﻟﻪ، ﻭﺇﻣﺎ ﺧﻮﻓﺎ ﻟﻤﺎ ﻗﺪﻣﻪ ﻣﻦ ﻋﺼﻴﺎﻧﻪ
Artinya: Penyebab kesedihan atau ketakutan dalam mengahadapi kematian ada empat hal: Pertama, Kekhawatiran tidak akan merasakan nikmatnya perut kenyang dan terpuaskan nafsu libidonya. Kedua, takut harta yang ditinggalkannya menjadi hilang atau ludes. Ketiga, disebabkan ketidaktahuan akan masa depannya. Keempat, ketakutan disebabkan banyaknya maksiat atau dosa yang telah dilakukan.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa keempat hal diatas menjadi beban tersendiri bagi setiap manusia. Imam al-Qurthubi dalam kitabnya Tadzkirah mengutip perkataan Ali Ad-Daqqaq yang menjelaskan bahwa Ada beberapa keistiewaan bagi orang yang selalu mengingat kematian. Lebih lanjut Ia menjelaskan:
ﻣﻦ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺫﻛﺮ اﻟﻤﻮﺕ ﺃﻛﺮﻡ ﺑﺜﻼﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎء: ﺗﻌﺠﻴﻞ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻗﻨﺎﻋﺔ اﻟﻘﻠﺐ، ﻭﻧﺸﺎﻁ اﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
Artinya: Barangsiapa yang memperbanyak mengingat kematian maka akan dikaruniai tiga hal: Pertama, Segera bertaubat. Kedua, Hati yang selalu menerima atau qana’ah. Ketiga, Rajin beribadah.
Maka dari itu, manusia harus menyiapkan diri untuk selalu berusaha untuk menjadi orang yang taat kepada Tuhannya dengan cara selalu introspeksi diri atas segala kekurangan terutama dengan selalu mengingat kematian agar hidupnya semakin tercerahkan.