Dalam segala rutinitas kehidupan terutama dalam ibadah dibutuhkan niat yang benar agar ibadahnya diterima oleh Allah, karena pada dasarnya seseorang mendapatkan pahala dilihat dari niatnya. Dalam Shalat, niat menjadi sangat penting dan fundamental, alasannya adalah untuk membedakan jenis shalat, apakah termasuk shalat fardhu atau sunnah.
Abu Al-Lais as-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghafilin menjelaskan agar niat Shalat lebih sempurna maka harus melakukan tiga hal ini:
Pertama, harus mengetahui jenisnya shalat, wajib misalnya Dzuhur, Ashar, dan lainnya atau shalat sunnah misalnya sunnah qabliyyah, ba’diyyah, serta dilakukan sendirian atau berjamaah. Hal ini bertujuan agar orang shalat memahami betul yang ia kerjakan termasuk wajib atau sunnah, serta mengajarkan kepada kita akan pentingnya memetakan sesuatu yang primer, sekunder ataupun tersier dalam rutinitas sehari-hari sehingga kehidupannya tertata dengan rapi.
Kedua, ketika orang sudah niat bersamaan dengan mengucapkan takbiratul ihram, seseorang harus menyadari bahwa dirinya sedang berhadapan, berkomunikasi dengan Tuhannya yang mengetahui segala gerak-geriknya. Hal ini bertujuan agar menambah kekhusyukan serta merasa rendah dihadapan Rabb-Nya.
Ketiga, dengan adanya niat, seseorang yang sedang berkomunikasi dengan Tuhannya hendaknya mengosongkan hatinya dari segala urusan dunia, mulai pekerjaan, jabatan, keluarga, sehingga hatinya fokus tertuju kepada Sang Maha Kuasa.
Ketika hal itu sudah dilakukan, maka shalatnya sangat bermakna, dan menambah kedekatan dengan Tuhannya, serta mampu menghilangkan kesombongan dalam diri kita. Semoga Shalat kita membawa dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat, dan Umat semakin erat, tak mudah terprovokasi berita yang kurang akurat.