Ibnu Al Jauzi pernah bercerita dalam sebuah kitabnya. Dikisahkan ada seorang laki-laki yang akan membeli seekor keledai. Dengan congkaknya ia berjalan menuju pasar. Uang sudah disiapkan dalam kantongnya. Pikirannya sudah membayangkan akan dapat keledai setelah pulang dari pasar.
Di tengah jalan menuju ke pasar, ia bertemu dengan seorang temannya. “ Mau kemana?,” kata temannya. “ Saya mau ke pasar membeli keledai,” jawab laki-laki itu. Temannya kemudian berkata lagi,” Katakan Insya Allah begitu.” Mendengar perkataan tersebut, laki -laki itu bicara lagi,” untuk apa aku harus bilang Insya Allah. Uang ada di sakuku dan keledai ada di pasar?” Setelah itu keduanya pun berpisah. Lelaki tersebut meneruskan pergi ke pasar.
Namun naas ketika sedang memilih keledai ada sesuatu yang membuatnya kecewa. Uangnya dicopet di akhirnya pulang dengan tangan hampa. Sambil merenungi kejadian itu naas itu, lelaki tersebut memutuskan untuk pulang.
Di tengah perjalanan laki-laki tersebut bertemu dengan temannya yang tadi. Ia memandang dengan heran kepada lelaki tersebut. “ Dimana keledaimu, kenapa tidak kau bawa. Apa kamu tidak jadi membelinya. Apa yang terjadi denganmu,” tanya sang teman. Mendengar hal tersebut si lelaki itu berkata,” Uangnya dicopet, Insya Allah.”