Rajin membaca merupakan pesan singkat dari wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW, yang disampaikan dalam Alquran Surat Al’alaq ayat 1-5, dimana kata membaca menjadi titik terang dalam ayat ini yang bunyinya:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al’alaq: 1-5)
Membaca ialah jendela dunia, dengan membaca membuka mata pikiran kita menjadi luas tiada batas. Membaca membuat kita yang tidak tahu menjadi tahu. Orang yang bacaanya banyak menjadikan dia seorang yang bijak dalam menghadapi sesuatu. Tidak mudah emosi, tidak mudah marah yang tak tentu arahnya.
Sekarang ini banyak sekali kita lihat orang yang gampang sekali marah, ketika dihadapkan kepada masalah tidak tenang penuh amarah. Itu tandanya orang tersebut jarang membaca. Jarang membaca membuat otak buntu sulit berfikir. Tanda otak kita ini lebih banyak tidur daripada dipakai untuk berfikir.
Jika kita jarang membaca maka dunia ini terasa sempit. Membaca tidak selalu identik dengan membaca buku-buku, akan tetapi dengan melihat lingkungan sekitar juga sudah melakukan praktik membaca, yaitu membaca keadaan lingkungan yang biasa disebut dengan membaca yang tersirat.
Pepatah Minang mengatakan, “Alam Takambang Jadikan Guru.” Sebuah isyarat bagaimana kita melihat Alam ini sebagai guru, contoh kecil ketika kita melihat hewan seperti kepinding yang hidup di dalam kasur kapuk, betapa padatnya kasur tersebut berisikan kapuk, namun apa yang bisa kita ambil pelajaran dari seekor hewan kepinding atau bahasa lainnya hewan bangsat tersebut? Sesempit-sempitnya kehidupan ini sang kepinding tetap bisa bertahan hidup, bagaimana dengan kita manusia? Apakah kita menyerah dengan pahitnya kehidupan sehingga membuat dunia ini terasa sempit? Maka berkacalah kepada kepinding tadi. Hal ini ialah salah satu proses pembacaan alam di kehidupan kita sehari-hari sebagai contoh membaca sesuatu yang tersirat.
Nah, sekarang bagaimana meningkatkan daya baca agar kita rajin membaca? Menjadikan membaca menjadi kebiasaan kita sehari-hari, berikut ada tiga tip agar kita rajin membaca:
Pertama, dengan paksaan, tanpa ada paksaan maka tidak ada kesuksesan. Jadi, pentingnya kita memaksa diri kita sendiri untuk bisa membaca, karena tanpa ada paksaan tentu kita tidak akan ingin membaca. Kalau tidak diri sendiri yang menguatkan untuk membaca maka akan selamanya diri ini tidak ingin membaca.
Kedua, sisihkan waktu minimal satu jam dalam sehari untuk membaca. Waktu menjadi penting dalam mengerjakan aktifitas sehari-hari, dengan menyisihkan waktu untuk membaca membuat kita akan disiplin dalam menggunakan waktu untuk membaca. Membaca tidak mesti berjam-jam, karena kekuatan otak untuk bisa menyerap isi bacaan terbatas, otak ini ibarat sebuah hp (handphone) ada kalanya baterai hp habis butuh untuk di cas (charge) diisi ulang. Begitu juga dengan otak butuh istirahat dan asupan gizi yang sehat.
Ketiga, berbagi. Agar semua bacaan yang telah kita baca menjadi manfaat, maka belajarlah untuk berbagi dengan sesama, berbagi dalam artian berbagi info yang telah didapat kepada teman, atau keluarga misalnya. Dengan berbagi membuat apa yang Anda baca tidak menjadi sia-sia. Berbagi akan membuat jiwa Anda lebih semangat untuk membaca karena orang-orang yang mendengar informasi dari Anda menjadi senang dan bahagia mendapatkan informasi atau ilmu baru dari Anda.