Di hari batik ini ada yang menarik dari seni warisan budaya kita. Salah satunya adalah kaligrafi dengan medium batik. Dan maestro untuk kaligrafi batik adalah Amri Yahya. Lukisan kaligrafi batiknya sudah menjadi koleksi para pecinta seni dalam dan luar negeri.
Amri Yahya dikenal sebagai salah satu pencetus seni batik modern. Karya-karyanya berbeda dengan batik tradisional. Ditangan Amri batik menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan. Hingga saat ini panyak perupa muda teriniprasi oleh terobosan amri yahya ini.
Amri Yahya adalah salah satu seniman yang gigih memperkenalkan batik di dunia jauh sebelum batik menjadi salah satu warisan dunia. Kecintaannya pada batik pria kelahiran Sukaraja , Ogan Ilir ini berpameran di Australia, Jerman, Amerika Serikat, Inggris, belanda, kanada Denmark, Jerman, Syiria, Mesir hingga Jepang.
Pilihannya menekuni batik bukan tanpa sebab. Pada sebuah wawancara Amri mengatakan bahwa dirinya sangat sedih karena batik bukan karya seni tetapi barang kerajinan. “ Batik dianggap rendah dan kurang pantas dipamerkan sebagai karya seni.” ungkapnya. Karya batik Amri Yahya secara visual memilki kekhasan tersendiri yaitu memadukan antara ekspresi spontan dan kerumitan batik. Dalam sebuah tulisan di media.neliti.com , ditukis bahwa Batik Amri yahya memadukan nilai modernitas dengan tradisi dan religiusitas, sukses di pasaran seni internasional, serta mampu menjaga eksistensi dalam berkarya.
Satu lagi cirinya lagi adalah sering membuat lukisan batik kaligrafi Arab sebagai ekspresi berkeseniannya. Hal ini juga meneguhkan bahwa Amri adalah sosok muslim yang taat. Penambahan kaligrafi dalam lukisan batiknya akan mempunyai makna yang lebih dalam karena memanfaatkan simbol-simbol ayat suci Al-quran sebagai media komunikasi dalam beribadah dan berdakwah.
Misi dakwah Amri yahya dalam lukisan batinya memeri nilai lebih bagi para penikmat seni batik. Sebagai seniman muslim. Amri Yahya memepunyai peran penting. Dirinya pernah mewakili dalam mewakili Indonesia dalam konferensi seni budaya Islam sedunia di London tahun 1976 dan Hofstra University New York tahun 1996.
Ketertarikannya pada dunia barik dimulai ketika kuliah di ASRI Yogyakarta. Eksperimennya dengan batik yang disebutnya teknik “hitam dan putih”, mendapatkan kesempatan untuk dipamerkan di Nong Gallery di San Francisco pada tahun 1974. Kala Amri menjual karyanya seharga seharga Rp 5 juta. Tanpa dinyana karyanya laris.
Yang menarik dari sosok seniman yang satu ini adalah memnbawa kompor kecil, canting, lilin dan peralatan batik dalam setiap apmeran, maupun undangan ceramah. Tidak jarang dirinya mendemonstrasikan keahliannya dalam membatik. Sebagai pelukis batik kontemporer alatnyapun juga lebih luas. Tidak hanya peralatan membatik tradisional tetapi juga dengan menggunakan akrilik, akuarel, dan cat minyak.
Amri menghadap Sang khalik pada desember 2004.Namun karya-karyanya menginpirasi seniman seniman sesudahnya dan menjadi buruan para kolektor seni.