6 Cara Rasulullah SAW Memuliakan Perempuan

6 Cara Rasulullah SAW Memuliakan Perempuan

Raghib As-Sirjani dalam karyanya “Uswatun lil ‘alamin: Man huwa Rasulullah” menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memuliakan perempuan dengan enam cara.

6 Cara Rasulullah SAW Memuliakan Perempuan

Kehadiran Rasulullah SAW memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi masa depan peradaban manusia. Rasulullah SAW telah berhasil mengajarkan umat manusia untuk memuliakan sesama manusia, menghapuskan perbudakan manusia, membangun tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera dengan berlandaskan syariat agama, dan mencerdaskan manusia dengan ilmu pengetahuan dan agama, serta mengangkat derajat perempuan setara dengan perannya sebagai pendamping kaum pria.

Perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan hak-hak perempuan telah berhasil mengangkat derajat perempuan di mata manusia. Raghib As-Sirjani dalam karyanya “Uswatun lil ‘alamin: Man huwa Rasulullah” menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memuliakan perempuan dengan beberapa hal.

Berikut 6 cara Rasulullah SAW memuliakan perempuan:

  1. melarang untuk membunuh anak perempuan
  2. anjuran berbuat baik kepada perempuan
  3. meminta izin anak perempuan untuk menikahkannya
  4. menunaikan hak-hak istri
  5. seorang istri diberikan hak untuk meminta pisah (bercerai) kepada suaminya
  6. menetapkan harta bagi istri, anak perempuan, dan saudara perempuan.

Rasulullah SAW juga memuliakan dan menghormati perempuan dengan cara mendidik dan mengajarkan ilmu agama kepada mereka. Hal itu Rasulullah SAW lakukan karena pentingnya peranan perempuan dalam mengatur kehidupannya kelak bersama keluarganya, maka dibutuhkan perempuan yang berpendidikan untuk melakukannya. Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan adalah pemimpin bagi rumah tangga suaminya dan anak-anaknya.

Kepemimpinan perempuan dalam mengatur rumah tangga berpengaruh bagi kehidupan masyarakat, sebab kemaslahatan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga yang baik. Keluarga yang baik akan menghasilkan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa dan negara. Maka dapat disimpulkan keluarga yang baik akan menghasilkan generasi penerus yang baik, begitu pun sebaliknya keluarga yang buruk berkemungkinan akan menghasilkan generasi yang buruk.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, ketika Asma’ bintu Syakal RA bertanya kepada Rasulullah SAW perihal tata cara mandi suci setelah masa haid, maka setelah Rasulullah SAW mengajarkan tata cara mandi suci, lantas Ummul mu’minin ‘Aisyah RA memuji perilaku ‘Asma dengan berkata,

نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ

Sebaik-baik perempuan ialah perempuan Anshar, rasa malu mereka tidak mengalanginya untuk belajar agama.

Pujian Siti ‘Aisyah RA kepada perempuan Anshar disebabkan sikap semangat ingin tahu tentang ajaran agamanya, hingga perihal yang menjadi penghalangnya tidak menghalangi dirinya untuk mencari ilmu.

Di lain waktu Rasulullah SAW dihampiri oleh seorang muslimah yang meminta agar Rasulullah menyempatkan waktu untuk mengajarkan ilmu agama kepada mereka, maka Rasulullah SAW menerima permintaan mereka untuk mengajarkan ilmu agama.

Shahabiyah (sahabat perempuan) tersebut menyadari betapa pentingnya ilmu agama bagi kehidupan mereka, sehingga mereka meminta Rasulullah SAW secara langsung mengajarkan ilmu agama. Kesadaran Shahabiyah itu teramat penting diperhatikan perempuan muslimah saat ini.

Perhatian Rasulullah SAW terhadap pendidikan perempuan memberikan penjelasan bagi kita sebagai umat Islam bahwa peranan muslimah teramat penting dan sangat berpengaruh bagi tatanan masyarakat, sehingga Rasulullah SAW memperhatikan pendidikan bagi perempuan muslimah.

Hadis dari Ibnu Abbas RA ini menjelaskan pula perhatian Rasulullah SAW terhadap pendidikan perempuan.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ وَمَعَهُ بِلَالٌ فَظَنَّ أَنَّهُ لَمْ يُسْمِعْ فَوَعَظَهُنَّ وَأَمَرَهُنَّ بِالصَّدَقَةِ فَجَعَلَتْ الْمَرْأَةُ تُلْقِي الْقُرْطَ وَالْخَاتَمَ وَبِلَالٌ يَأْخُذُ فِي طَرَفِ ثَوْبِهِ

Dari Ibnu Abbas RA bahwa ia menyaksikan Rasulullah SAW keluar bersama Bilal bin Rabah RA kemudian beliau memberi nasehat kepada kaum perempuan dan memerintah mereka untuk bersedekah, lantas perempuan-perempuan itu memberikan perhiasan berupa anting dan cincin mereka. Bilal pun mengumpulkan perhiasannya dengan bajunya. (H.R Imam Bukhari No. 98)

Bentuk pendidikan Rasulullah SAW kepada perempuan muslimah pada hadis di atas berupa nasehat dan pelajaran untuk beramal saleh. Ibnu Hajar Al Asyqalani menjelaskan bahwa nasehat Rasulullah SAW kepada mereka untuk bersedekah yakni memberikan pelajaran bahwa amal kebajikan yang dilakukan, seperti bersedakah, dapat menggugurkan dosa dan menghapus kesalahan.

Perhatian Rasulullah SAW terhadap pendidikan perempuan muslimah merupakan wujud kepedulian Islam terhadap hak perempuan. Perempuan juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan untuk menjadi insan yang cerdas dengan ilmu pengetahuannya. (AN)

Wallahu a’lam.