Setelah buku pertama berisi renungan-renungan keislaman, buku kedua tentan karya-karya ulama Nusantara, buku ketiga tentang hadis, kini saatnya kita menengok buku yang bernuansa seni, arsitektural, dan kisah-kisah dakwah para ulama pendahulu kita.
Adalah buku berjudul 25 Masjid Beribu Kisah yang menempati posisi keempat buku Islam terbaik untuk dibawa mudik pilihan islami.co. Buku ini berisi 25 masjid legendaris yang ada di seantero kota-kota di Indonesia, Aceh, Medan, Padang, Ambon, Katangka, Demak, Jogja, Surabaya, Sumenep, Banten, Bandung, Jakarta, hingga Lombok.
Buku ini memanjakan mata pembaca dengan foto-foto megah dan indah. Tidak hanya foto terkini, buku terbitan Bank Muamalat ini juga menyajikan foto-foto lama. Sayang memang, tidak semua masjid dikasih foto lama.
Kekayaan Islam Nusantara tersaji betul dalam buku ini. Kita misalnya akan tahu mengapa masjid-masjid kuno tidak menggunakan atap bentuk kubah, melainkan tumpang tiga, arsitektur warisan Hindu-Budha.
Nuansa pertemuan ragam orang juga sangat menonjol dalam sejarah masjid kita. Misalnya masjid Agung Sumenep, yang dibangun oleh para arsitek dari daratan China.
Kisah-kisah mistik dari masjid Sang Cipta Rasa Cirebon, masjid Kotagede-Jogja yang masih melestarikan patung, masjid pesantren Tambakberas-Jombang yang penuh sejarah perjuangan, keindahan relief masjid Jepara, hingga masjid di Lombok yang masih bertahan dengan dinding rumbia.
Tidak lupa juga, buku banyak mengisahkan kegemilangan para ulama pendahulu dalam berdakwah, dengan ciri-ciri akulturasi, penghargaan pada tradisi.
Benang merah buku yang ditulis oleh Hamzah Sahal, Elik Ragil, Susi Ivvaty dan kawan-kawan ini adalah keragaman sebagai kekayaan umat Islam Indonesia, baik dari sisi arsitekturnya, budayanya, para pendiri masjidnya, hingga kisah-kisah dakwahnya.