Ramadan merupakan bulan penuh pengampunan dan kasih sayang Allah Swt. Ramadan juga merupakan bulan paling mulia di antara bulan hijriah lainnya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud yang mengatakan bahwa Ramadan itu bagaikan pemimpin di antara bulan yang lain. Sementara itu, hari Jum’at merupakan pemimpin di antara hari lainnya. Tinta sejarah pun mencatat bahwa beberapa peristiwa penting terjadi di bulan Ramadan, seperti turunnya Alquran dan kemenangan umat Muslim dalam perang Badar.
Sebagai umatnya, tentu kita bertanya, apa saja aktivitas Rasulullah selama bulan 9 kali bulan Ramadan yang dilaluinya?
Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya Islam is not only for Muslims menyebutkan empat aktivitas rutin yang dilakukan beliau dalam bulan puasa Ramadan:
- Tadarus Alquran
Tadarus Alquran di bulan Ramadan dilakukan dengan cara menyimak bacaan orang lain yang sedang membacanya. Hal itu dilakukan secara bergantian. Tadarus Alquran merupakan sunah Nabi yang memiliki landasan dalil yang sangat jelas.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ»
“Diriwayatkan dari Ibnu Abas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. itu orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadan. Pada waktu itu, Rasulullah melakukan tadarus Alquran bersama Jibril. Rasulullah membaca, Jibril pun menyimaknya. Kedermawanan Rasulullah bahkan lebih dahsyat dibanding angin yang berhembus kencang” (HR Bukhari).
- Banyak Berinfak
Berdasarkan hadis di atas, Rasulullah Saw. lebih memilih banyak berinfak di bulan Ramadan daripada hanya sekedar melakukan umrah. Berinfak merupakan ibadah sosial yang manfaatnya dapat dinikmati orang lain. Sementara itu, umrah hanyalah ibadah individual yang hanya dapat dinikmati diri sendiri. Apalagi tidak ada satu pun dalil yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah melakukan ibadah umrah di bulan Ramadan.
- Tarawih
Kata tarawih merupakan jamak dari tarwihah yang berarti istirahat sejenak. Artinya, salat tarawih seyogyanya dilakukan dengan santai, tenang, dan tidak terburu-buru. Salat tarawih sendiri sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah salat di qiyam ramdhan atau tarawih di masjid banyak para sahabat yang bermakmum kepada beliau. Namun hal tersebut hanya Rasulullah lakukan selama tiga kali. Setelah itu, Rasulullah melaksanakan shalat tarawih di rumah.
Hal tersebut dilakukan supaya shalat tarawih tidak dianggap wajib. Rasulullah Saw. sendiri tidak pernah menetapkan bilangan rakaat tarawih yang pasti. Karenanya, berapa pun rakaat tarawih yang dilakukan di malam bulan Ramadan dibenarkan dalam Islam. Delapan rakaat, dua puluh rakaat, atau berapa rakaat pun dibenarkan dalam Islam. Artinya, tidak ada batasan tertentu rakaat shalat tarawih.
- Itikaf di Sepuluh Malam Akhir Ramadan
Menjelang sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, Rasulullah menyibukkan diri itikaf di dalam masjid.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ.
“Diriwayatkan dari Aisyah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw. ketika memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadan, beliau fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah” (HR Bukhari).