“Semua agama mengajarkan kedamaian, hanya saja penyampainya yang salah memahaminya.”
Begitulah ungkapan Yenny Wahid saat menjadi Narasumber dan Launching Buku Tafsir Al-Quran di Medsos karya Gus Nadir (Nadirsyah Hosen) di Pesantren Takhassus Institut Ilmu Al-Quran Jakarta, Senin (30/9).
Yenny mengungkapkan bahwa tidak hanya Islam yang sebagian penganutnya ada yang memiliki kecenderungan pemahaman yang kaku, banyak juga agama-agama lain yang juga memiliki pengikut berpemahaman konservatif.
“Kristen juga ada yang memiliki pemahaman fundamentalis, hindu juga ada yang radikal, begitu juga agama-agama yang lain,” ujar Yenny.
Menurut Yenny, fenomena konservatif, ekslusif, hingga ekstrim bisa menjangkiti agama manapun di seluruh penjuru dunia.
“Hal ini saya dapatkan saat pergi ke berbagai daerah di luar negeri dan bertemu banyak orang,” tuturnya.
Oleh karena itu, bagi Yenny, sebenarnya semua agama mengajarkan kasih dan perdamaian. Jika ada agama yang penganutnya konservatif dan radikal, bukan berarti ajaran agamanya yang bermasalah, melainkan penyampainya yang perlu diperiksa pemahamannya.
Apalagi, menurut Yenny, banyak orang yang tidak diketahui asal-usulnya tiba-tiba menjadi seorang pendakwah atau tokoh agama dan mengajarkan hal-hal yang tidak elok.
Habib Ali Zainal Abidin juga pernah berkata hal yang sama. Agama selalu mengajarkan kita berbuat baik dengan seseorang, santun, menyayangi dan menebar perdamaian. Habib Ali Zainal Abidin al-Jufri bahkan sempat bersyukur tidak mengenal Islam dari orang yang salah.
“Ketika aku mendengar orang bicara atas nama Islam dengan bahasa yang kasar dan caci maki, aku bersyukur kepada Allah tidak memahami Islam lewat lisan mereka,” jelas Habib Ali al-Jufri dalam salah satu video ceramahnya.