
Islami.co — Upaya menjaga kelestarian bumi kini mendapat penguatan dari ranah keagamaan melalui gerakan Wakaf Hutan. Program yang diinisiasi Kementerian Agama bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Muslims for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC) ini tidak hanya menghidupkan nilai wakaf, tapi juga mengintegrasikan ibadah dengan kepedulian ekologis.
“Wakaf itu mempertahankan. Wakaf Hutan mewariskan simbol kehidupan karena tanpa hutan artinya tanpa kehidupan. Jika kita mau mempertahankan bumi, ya seharusnya berwakaf,” ujar Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A saat acara Ekoteologi dalam Aksi: Gerakan Green Waqf untuk Pelestarian Hutan Berkelanjutan di Jakarta, Selasa (22/4) malam.
Nasaruddin menekankan pentingnya peran pohon dalam kehidupan. “Di surat Al-Qashash ayat 30 disebutkan tempat yang diberkahi adalah tempat yang ada pohon. Pohon ini mengundang hujan. Setiap tetes hujan sesungguhnya diiringi oleh malaikat,” paparnya.
Lebih jauh, program Wakaf Hutan menjadi bagian dari Asta Program Prioritas Kementerian Agama di bidang ekoteologi, yang mengajak umat menghubungkan amal ibadah dengan tanggung jawab menjaga bumi. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.A., menambahkan, “Wakaf melalui hutan wakaf bukan hanya investasi akhirat, tetapi juga solusi dunia yang menjembatani langit dan bumi.”
Sejak awal Maret 2025, roadshow Wakaf Hutan telah digelar di empat kota: Wajo, Gunungkidul, Tasikmalaya, dan Padang. Diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan para nazhir menghasilkan komitmen bersama untuk memperluas skala hutan wakaf nasional, salah satunya melalui pembentukan Forum Hutan Wakaf Indonesia.
Penggalangan dana Wakaf Hutan kini bisa diakses lewat aplikasi Satu Wakaf Indonesia, memudahkan masyarakat berkontribusi. “Semakin banyak partisipasi untuk tujuan yang luhur akan makin baik,” ujar Menteri Agama.
Ketua BWI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A., mengungkapkan bahwa potensi wakaf uang di Indonesia mencapai USD 12 miliar per tahun, dengan pertumbuhan aset wakaf sebesar 6 persen per tahun. Namun, realisasi hingga Maret 2024 baru mencapai USD 180 juta. “Pemahaman masyarakat tentang wakaf perlu diterjemahkan dalam aksi nyata,” tegasnya.
Ketua MOSAIC, Nur Hasan Murtiaji, menggarisbawahi pentingnya sinergi nilai Islam dengan gerakan lingkungan. “Wakaf Hutan bukan sekadar konsep, tetapi langkah nyata menjaga bumi. Inisiatif ini perlu kolaborasi multipihak dan multidisiplin,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye Canvas Masa Depan untuk mendukung Wakaf Hutan, Menteri Agama juga membeli karya seni berjudul Julang Sulawesi dan Karpet Merah untuk Nilam karya Aad Mandar. “Orang yang suka menikmati seni bagian dari Tazkiyatun Nafs, penyucian batin, pelembutan jiwa,” tutup Nasaruddin.
(AN)