Video salat berjamaah tiba-tiba saja viral di media sosial. Video berdurasi 29 detik itu menayangkan aksi konyol tiga orang pria saat melaksanakan salat berjamaah. Perilaku yang tak lazim itu bermula saat salah seorang jamaah dengan sengaja menjulurkan kaki kanannya untuk mengerjain seorang jamaah di samping kirinya. Alhasil aksinya pun berhasil mengenai kemaluan pria itu saat sujud pertama tengah berlangsung.
Enggak cuman anak kecil suka bercanda. pic.twitter.com/MEVaqDrwcO
— hikamtoys (@hikamtoys) August 13, 2019
Hal yang sama juga dilakukan pria yang berada di sebelahnya. Saat sujud kedua, pria yang mengenakan baju batik warna cokelat itu mencolek pria tua yang berada di samping kanannya. Tak mau kalah, pria tua yang mengenakan kemeja putih itu membalas, namun bukan pada pria yang baru saja mencoleknya, tapi pada pria yang berada di samping kanannya, yang telah menjulurkan kaki.
Dari rekaman video tersebut, tampaknya pria tua yang mengenakan peci putih itu menjadi “objek penderita” dari dua orang jamaah yang berada di samping kiri dan kanannya. Sontak perilaku tidak mendidik itu mendapat kecaman, bahkan kutukan dari netizen.
Menurutnya, tidak selayaknya hal itu dilakukan, sebab laku seperti itu sama halnya mempermainkan salat sebagai salah satu ibadah yang sangat sakral dalam Islam. Belum lagi ketiga pria tersebut sudah dewasa, selayaknya bisa menampakkan keteladanan dalam beribadah.
Meski perilaku usil tersebut tidak terlihat mengganggu jalannya salat berjamaah, namun perilaku kekanak-kanakan itu, oleh sebagian netizen dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap ajaran Islam. Baginya, salat adalah salah satu ibadah terpenting dalam Islam yang harus dilaksanakan secara serius, sesuai dengan tuntunan hukum yang berlaku.
Respon emosional netizen ini sebenarnya bukanlah fenomena baru, beberapa bulan terakhir, kasus yang dianggap janggal sangat mudah diviralkan. Apalagi jika hal itu berkaitan soal isu agama, akan sangat gampang terekspos dan memancing emosi warga. Belum lagi video ini viral di tengah suasana isu penistaan agama masih membekas dalam ingatan sebagian pengguna media sosial.
Meski sebagian netizen menilai video tersebut adalah bentuk penistaan agama, namun sejauh ini, aksi konyol itu masih sebatas respon negatif warganet, belum sampai pada tataran aksi demonstrasi dengan alasan membela agama dari penistaan.
Bisa jadi, ketiga pria tersebut bukan dari kalangan orang-orang terkenal, atau warga biasa yang jauh dari kepentingan politik, sehingga laku konyol mereka tak perlu ditanggapi serius, seperti kasus yang pernah dialami Ahok, Sukmawati Seokarno Putri yang puisinya dinilai melecehkan Islam, hingga aksi protes besar-besaran saat terjadi pembakaran kalimat tauhid pada kain berwarna hitam saat perayaan hari santri beberapa bulan lalu.
Terlepas apakah video itu settingan atau bukan, yang jelas perilaku seperti ini memang sangat tidak pantas dipertontonkan, selain tidak mendidik, juga seolah-olah menjadikan salat sebagai bahan tertawaan.
Meski demikian, menyikapinya pun tidak perlu terlalu berlebihan. Apalagi sampai kehilangan kesadaran, sebab kalau mau jujur, kasus seperti ini banyak terjadi di luar masjid.
Banyak orang yang rajin salat, tapi korupsi tetap jalan, dan yang lebih memiriskan ada pejabat terlibat korupsi pengadaan Alquran. Demikian pula, tidak sedikit orang rajin salat, namun tidak peduli terhadap sesamanya, bahkan ada yang tega menghakimi orang lain. Ironisnya, perilaku-perilaku seperti tidak dianggap sebagai bentuk penistaan ajaran agama.
Sejatinya, video tersebut dijadikan sebagai bahan introspeksi diri, jangan-jangan laku yang dianggap mempermainkan ibadah itu adalah bagian dari cerminan diri kita selama ini, atau boleh jadi video tersebut adalah cerminan diri kita yang gagal paham tentang hakikat salat yang sesungguhnya.
Singkatnya, mempermainkan salat, dalam Islam memang bukan perbuatan terpuji, sama dengan tidak terpujinya laku orang-orang yang rajin salat, namun tidak peduli terhadap nasib dan perasaan orang lain.