Satu pagi yang sejuk di ujung timur pulau Madura, di mushola belakang Dhalem Kiai yang asri, kami santri kelas akhir di mendapat wejangan dari Romo Kiai Moh, Idris Jauhari, semoga Allah SWT memberikan tempat yang mulia bagi beliau, serta kami mendapat barokah dari ilmu yang beliau berikan. Amin.
Beliau menyampaikan pesan begini, “Jika kalian hendak berumah tangga, dalam mencari istri (karena kebetulan yang menghadap adalah para laki-laki), minimal ada empat kriteria yang harus ada pada perempuan tersebut,” kami menyimaknya dengan seksama, sangat seksama, maklum kami santri kelas akhir yang sebentar lagi tamat dan akan melanjutkan kehidupan kami di Masyarakat. Dan ilmu begini ini yang sangat kami butuhkan, hehehe.
Pertama, dawuh beliau wanita itu harus Shalihah li Nafsiha, salehah untuk dirinya sendiri, perempuan salehah adalah perempuan yang selalu menjaga segala laku syariat yang diwajibkan Tuhan pada hambanya, termasuk segala sunnahnya, menjaga shalat lima waktunya, menjaga shalat sunnahnya, yang bersimpuh sujud di sepertiga malam bercumbu bersama tuhannya dalam hening dunia. Wanita itu harus selesai pada kewajiban-kewajiban sebagai hamba pada tuhannya.
Kedua, wanita itu hafidzah fi baiti zaujiha, perempuan yang bisa menjaga rumah suaminya, perempuan yang bisa menjadi manajer bagi rumah tangganya, perempuan yang dengan cakap bisa menjadi nahkoda biduk kecil rumah tangga agar tetap tenang mengarungi samudra kehidupan ini, urusan rumah tangga, percayakan pada perempuanmu. Yang dimaksud dalam hal ini, bukan menyuruh untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah baginya, sekali lagi bukan, namun manajerial rumah tangga, perempuan adalah ahlinya, cari perempuan yang mampu untuk “Menjaga” rumah tangga kita, menjaga kehormatan keluarga, menjaga segala aib suami dan keluarga.
Ketiga, perempuan itu harus murabbiyah li auladiha, perempuan harus menjadi murabbi, pendidik bagi anak-anaknya, ingat, al-madrosatul akbar fi hayati tarbiyatil aulad ala wahiya al umm. Madrasah terbesar dalam kehidupan pendidikan anak, adalah ibunya. Jika ibu menjadi madrasah yang baik pada anak-anaknya, maka anak akan tumbuh menjadi peribadi yang kita harapkan bersama, jika ada seseorang yang hebat, maka lihatlah bagaimana ibunya mendidiknya.
Dan yang terakhir, perempuan itu harus qooidah li qoumiha, harus menjadi pemimpin bagi kaumnya, menjadi leader untuk para perempuan lainnya, menjadi penggerak, pemimpin dalam tugas-tugas kehambaan pada tuhan, tugas-tugas sosial sebagai makhluk sosial, untuk menjadikan para perempuan lainnya menjadi lebih baik. Menjadi pemimpin untuk kebaikan-kebaikan lainnya, agama, sosial kemasyarakatan, kemandirian ekonomi dan lain sejenisnya.
Kami mencatatnya, mencatat dengan seksama pada buku catatan dan pada hati kami, namun untuk mencari perempuan seperti itu tak mudah. Ada? Jelas ada, namun guyonan para kawan, jika memang ada, maukah mereka pada kita?
Sebuah tamparan keras yang menyadarkan siapa kita, sudah baikkah kita, sudah salihkah kita sebagai laki-laki? Sudah mapankah akhlak kita, sehingga para orang tua mereka akan memberikan kepercayaan pada kita untuk gadis tercintanya kita miliki?
Namun paling tidak, kriteria pesan dari Kyai kami adalah untuk pedoman mencari pasangan hidup, tentu dengan modal yang tidak murah, butuh kesalehan kita sendiri, butuh ilmu yang mumpuni, butuh akhlak yang baik pula.
Akhiron, selamat mencari pasangan hidup kawan, semangat untuk mencari pendamping dunia akhiratmu, jangan pernah takut untuk berumah tangga, segerakanlah, tak baik menunda-nunda ibadah kepada tuhan kita dan mengikuti sunnah Rasul tercinta-Nya. Tak ada manusia yang sempurna, kriteria diatas patokan kecil untuk kita agar menemukan wanita yang indah, namun jika tidak, buat ia seperti itu, buat mereka indah dalam kehidupan kita. (AN)