Pembahasan seputar wanita karir terus saja menjadi perdebatan yang tak kunjung usai. Ada kelompok yang dengan keras menolak perempuan menjadi wanita karir dan ada pula yang memperbolehkan dengan beberapa pertimbangan.
Pada masa Nabi, sahabat perempuan biasa bekerja di luar rumah atau dengan kata lain menjadi seorang wanita karir. Alih-alih Nabi Muhammad SAW melarang hal tersebut, dalam beberapa peristiwa yang terekam dalam riwayat, Rasulullah SAW tidak melarang perempuan berkarir, bahkan dalam beberapa kesempatan beliau SAW memberikan dukungan kepada kaum perempuan untuk menjadi wanita karir dan meningkatkan potensi yang dimiliki.
Salah satu contohnya adalah apa yang terjadi pada salah seorang sahabat yang bernama Ummu Basyar al-Anshariyah. Sahabat yang terkenal sebagai pengajar dan periwayat hadis ini pernah menceritakan pengalamannya bersama nabi.
Suatu hari Ummu Basyar sedang mengontrol kebun kurma miliknya, kala itu Rasulullah SAW sedang berkunjung ke rumah Ummu Basyar, lalu beliau SAW menghampiri perempuan dari kaum anshar itu di kebun dan bertanya “apakah kebun ini milik engkau wahai Ummu Basyar ?” “betul Rasulullah” jawabnya singkat. Lalu Nabi bertanya lagi “siapa yang mengurusnya, seorang muslim atau kafir ?” Ummu Basyar menjawab “muslim wahai Rasul”. Nabi pun bersabda:
Seorang muslim yang menanam tanaman, lalu hasil tanaman itu dimakan oleh burung atau dicuri, maka tanaman itu menjadi sedekah bagi pemiliknya.
Kisah di atas mengindikasikan bahwa Rasulullah SAW memperbolehkan perempuan menjadi wanita karir. Bahkan Rasulullah memberi motivasi untuk Ummu Basyar, jika suatu saat tanamannya hilang atau dimakan binatang, maka usaha kerasnya untuk menanam tanaman itu tidak akan sia-sia, tetapi menjadi sedekah bagi sang pemilik kelak di hari kiamat.
Perempuan pengusaha kurma pada masa Nabi ini memiliki nama lengkap Ummu Basyar binti al-Barra’ bin Ma’rur. Para ulama’ berbeda pendapat tentang kevalidan namanya, ada yang menyebut Ummu Mubsyir, Ummu Basyir, dan Ummu Mubasysyir.
Ummu Basyar tidak saja terkenal sebagai pengusaha kurma, iya juga merupakan seorang pengajar yang cerdas dan kritis. Iya menjadi guru periwayat laki-laki yang terkenal, seperti Jabir, Mujahid, dan Ka’ab bin Malik.
Aktifitas yang dilakukan oleh Ummu Basyar ini dapat dikategorikan sebagai wanita karir. Dalam kamus KBBI wanita karir adalah wanita yang berkecimpung dalam profesi (usaha, perkantoran dan sebagainya). Sedangkan menurut Huzaimah Tahido wanita karir tidak saja bekerja untuk mencari penghasilan, tetapi juga untuk mengembangkan potensi dan keahlian. Seperti Ummu Basyar yang menjadi pengusaha sekaligus seorang guru.
Kisah Ummu Basyar di atas sejalan dengan ayat al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk berusaha mencari karunia Allah di bumi, dalam QS. al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.
Ayat ini mengisyaratkan bagi Manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk keluar rumah dan berusaha mencari karunia Allah. Selain itu Allah juga menegaskan dalam firmannya akan menjanjikan kehidupan yang baik, bagi laki-laki dan perempuan yang berusaha dalam kebaikan “Siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik…(QS. al-Nahl: 97) dan QS. al-An’am ayat 132 yang menyatakan bahwa segala sesuatu tergantung pada usahanya “Masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) denga napa yang mereka kerjakan….”.
Ayat-ayat di atas mengindikasikan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan, untuk melakukan usaha yang terbaik, baik dalam bidang spiritual maupun urusan karir yang profesional. Wallahu’alam.
Artikel ini kerjasama Islamidotco dan Rumah KitaB
Baca juga artikel lain tentang muslimah bekerja.