Ulil Abshar Abdala komentari fenomena masyarakat yang permisif menyikapi tindakan represif dari aparat. Menurut Ulil, Indonesia sedang terjangkit “sindrom Sisi” dari Mesir.
“Indonesia sedang mengidap sedikit dari “Sindrom Sisi” di Mesir,” tulis Ulil melalui akun Twitternya.
kata “Sisi” yang dimaksud oleh Ulil adalah merujuk pada presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi.
Menurut Ulil, perilaku “sindrom Sisi” ini membuat sebagian masyarakat menjadi permisif dengan sikap pemerintah, membela mati-matian seluruh keputusan penguasa dan permisif dengan perbuatan-perbuatan represif yang dilakukan penguasa.
“Gara-gara ketakutan sama HTI, FPI, salafi, dst, kemudian banyak orang “memaafkan” penguasa yang mau membunuh demokrasi,” lanjut Ulil.
Ulil juga berpendapat bahwa sebagian masyarakat menjadi fanatik dengan segala keputusan penguasa yang represif sehingga cenderung menyetujui begitu saja langkah tersebut dengan alasan melawan radikalisme agama.
“(Sebagian masyarakat yang terjangkit “sindrom Sisi”) menganggap langkah-langkah represif sebagai “necessary step” untuk melawan radikalisme agama,” pungkasnya.
Indonesia sedang mengidap sedikit dari “Sindrom Sisi” di Mesir. Gara2 ketakutan sama HTI, FPI, salafi, dst, kemudian banyak orang “memaafkan” penguasa yg mau membunuh demokrasi. Dan menganggap langkah2 represif sebagai “necessary step” untuk melawan radikalisme agama.
— Ulil Abshar-Abdalla (@ulil) September 27, 2019
Presiden Abdel Fattah el-Sisi sendiri saat ini telah berhasil memperpanjang masa kekuasaannya dari yang semula empat tahun menjadi enam tahun melalui referendum. Bahkan berdasarkan dikutip Detik.com, perubahan masa jabatan presiden ini telah disetujui hampir 90% masyarakat Mesir.
Sebelumnya Presiden el-Sisi dikritik berbagai kalangan karena dianggap telah bertindak represif kepada masyarakat yang dituduh terafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin. Bahkan hingga saat ini Sisi mendapatkan banyak protes dari warganya karena dituduh melakukan korupsi besar-besaran.