Truck Bantuan ke Gaza Akhirnya Bisa Masuk, PBB Desak Israel Buka Lebih Banyak Pos Perbatasan Demi Bantuan Masuk

Truck Bantuan ke Gaza Akhirnya Bisa Masuk, PBB Desak Israel Buka Lebih Banyak Pos Perbatasan Demi Bantuan Masuk

Truck Bantuan ke Gaza Akhirnya Bisa Masuk, PBB Desak Israel Buka Lebih Banyak Pos Perbatasan Demi Bantuan Masuk
Puing-puing di Gaza (Naaman Omar/apaimages/WAFA via Wikimedia Commons)

Islami.co – Setelah hampir tiga bulan diblokade total oleh Israel, truk bantuan untuk warga pertama akhirnya berhasil masuk ke Gaza pada hari Senin, seperti yang diumumkan oleh Israel dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini diambil setelah Israel mengakui adanya tekanan dari negara sekutunya untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Laporan COGAT, badan Israel yang mengoordinasikan distribusi bantuan menyebut bahwa lima truk yang membawa makanan bayi dan bantuan darurat lainnya memasuki Gaza melalui pos perbatasan Kerem Shalom. PBB pun menyambut baik langkah ini, namun menegaskan bahwa jumlah bantuan yang diberikan masih sangat terbatas dan jauh dari cukup. Ahli keamanan pangan bahkan memperingatkan adanya ancaman kelaparan yang parah di Gaza.

Pada masa gencatan senjata terakhir yang berakhir pada Maret, sekitar 600 truk bantuan memasuki Gaza setiap harinya. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa keputusan untuk memberikan bantuan terbatas ini diambil setelah adanya desakan dari negara-negara sekutu yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa terus mendukung Israel jika situasi kelaparan di Gaza terus berlanjut.

Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, mengungkapkan bahwa masuknya beberapa truk bantuan ini hanyalah seperti “setetes dari lautan” dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Ia juga menambahkan bahwa empat truk bantuan PBB lainnya sudah disetujui untuk memasuki Gaza dan diperkirakan akan tiba dalam waktu dekat.

Namun, Fletcher mengingatkan bahwa dengan situasi yang semakin kacau di Gaza, ada kemungkinan bantuan tersebut akan dirampok atau dicuri. Ia mendesak Israel untuk membuka lebih banyak pos perbatasan di Gaza utara dan selatan guna memastikan distribusi bantuan berjalan lebih lancar.

Serangan Israel terus berlanjut

Sementara itu, Israel baru-baru ini melancarkan gelombang baru serangan udara dan darat di Gaza, serta memerintahkan evakuasi dari Khan Younis, kota terbesar kedua di Gaza yang telah hancur akibat serangan militer sebelumnya. Netanyahu juga mengungkapkan rencana Israel untuk “mengambil alih seluruh Gaza” dan menerapkan sistem distribusi bantuan yang baru, yang diharapkan dapat menghindari pengaruh Hamas. Rencana ini termasuk mendorong “imigrasi sukarela” warga Gaza ke negara lain, meskipun hal ini ditolak oleh Palestina.

Pemerintahan Trump juga memberikan dukungan penuh terhadap tindakan Israel dan menyalahkan Hamas atas banyaknya korban jiwa di Gaza. Namun, dalam beberapa hari terakhir, mereka juga mengungkapkan keprihatinan terkait krisis kelaparan yang semakin memburuk.

Di sisi lain, beberapa pejabat Israel dari kelompok nasionalis, termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mendukung rencana terbaru Netanyahu, dengan alasan bahwa saat ini saatnya untuk “menghancurkan” Gaza karena dianggap sebagai “kota teroris”.

Pada Senin pagi, pasukan khusus Israel juga melakukan serangan di Khan Younis dengan menyamar sebagai warga Palestina, yang mengakibatkan tewasnya pemimpin sayap bersenjata Komite Perlawanan Populer, Ahmed Sarhan. Serangan ini juga menyebabkan lima orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Selain itu, serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah yang dijadikan tempat penampungan di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan lima orang, termasuk seorang wanita dan seorang anak.

Perang di Gaza dimulai setelah serangan besar yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, serta menculik 251 orang. Israel kemudian melancarkan serangan balasan yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, banyak di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

(AN)