Salah satu tradisi unik yang masih ada sampe sekarang di negara Sudan adalah banyaknya tukang begal. Tapi, tukang begal ini beda dengan yang ada di benak kita. Ketika bulan Ramadhan tiba, banyak tukang begal di pinggir jalan ketika sore menjelang maghrib di negeri ini.
Begal atau dalam bahasa arab Qothi’u Thoriq (pemotong jalan) dan identik dengan tindak kekerasan dan kejahatan. Seketika maknanya berubah menjadi sesuatu yang berarti baik ketika bulan Ramadhan.
Makna begal seketika menjadi positif, karena begal yang dilakukan oleh orang Sudan bukan untuk merampas barang bawaan orang yang di begal. Tetapi justru dibegal untuk diajak makan dan menyantap menu berbuka puasa, yang sudah disediakan di pinggir-pinggir jalan raya.
Cara yang dilakukan oleh orang Sudan untuk membegal orang di bulan Ramadhan, supaya mau ikut berbuka puasa adalah dengan menyetop semua kendaraan yang lewat di jalan . Mereka baik anak-anak, remaja, ataupun orang tua. Rame-rame berada di pinggir jalan ketika maghrib tinggal 30 menit, kemudian ketika melihat dari jauh ada mobil yang mau lewat. Mereka semua tiba-tiba pindah ke tengah jalan raya dan menyuruh mobil untuk berhenti dan memarkirkan mobilnya. Kemudian diantar ke tempat dimana sudah tersedia berbagai menu untuk berbuka puasa.
Jika mobil yang dibegal tidak mau berhenti, maka yang ada didalamnya akan dikasih air minum botolan dan kurma, serta makanan ringan untuk berbuka di jalan nanti. Dan yang unik adalah ketika mereka melakukan aksi begal Ramadhannya, dengan menyebut “Ramadhan Kariim”. Dimana kata kariim sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari mulia, murah hati, dermawan, ramah, dan terhormat.
Kalimat yang diucapkan ketika sedang melancarkan misi begal yang sangat mulia ini, menjadikan orang yang dibegal sungkan untuk menolak dan melarikan diri. Sehingga mereka mau turun untuk ikut berbuka puasa bersama.
Adanya tradisi unik dan mulia ini, menarik perhatian Warga Negara Asing, termasuk Warga Negara Indonesia yang mayoritas mahasiswa. Untuk merasakan rasanya begal Ramadhan ala Sudan. Dan kebanyakan mahasiswa memanfaatkan momen ini untuk mengenal lebih dekat dengan masyarakat Sudan.
Begal Ramadhan ala Sudan ini, merupakan sebuah tradisi yang dilakukan tidak hanya satu minggu dua kali atau sekali. Tetapi mereka melukan begal Ramadhan dan buka bersama selama sebulan penuh. Mereka dengan senang hati menyiapkan masakan untuk ditaruh di pinggir jalan, tanpa mengharapkan imbalan dari orang yang makan makanan tersebut.
Bagi warga Sudan, apa yang dilakukan seperti di atas bagian dari rahmat Allah di bulan Ramadhan dan bagian dari solidaritas social dan saling berbagi ke sesama makhluk ciptaan Tuhan. Mereka tidak pernah memikirkan tentang kondisi perekonomian yang mereka miliki, ataupun tentang krisis ekonomi Negaranya yang tidak stabil.
Dengan suhu cuaca panas yang berkisar antara 40-45 celcius ketika Ramadhan, adanya tradisi seperti ini sungguh sangat menyejukkan suasana di tengah kondisi yang sangat panas sekali.