Toshihiko Izutsu Cendekiawan Jepang Yang Fasih Mengkaji Al Qur’an

Toshihiko Izutsu Cendekiawan Jepang Yang Fasih Mengkaji Al Qur’an

Toshihiko Izutsu Cendekiawan Jepang Yang Fasih Mengkaji Al Qur’an

Dalam film dokumenter yang berjudul The Eastern karya Masoud Taheri memuat kehidupan Islamolog Jepang bernama Toshihiko Izutsu. Tokoh ini dikenal sebagai ahli Al Qur’an dengan banyak karyanya yang monumental.

Toshihiko Izutsu adalah seorang profesor dari Universitas Keio di Tokyo, Jepang yang lahir 4 Mei 1914. Tidak hanya mengajar di Jepang, Izutsu juga mengajar di Institut Filsafat Iran dan Universitas McGill di Montreal, Quebec, Kanada. Terlahir dalam keluarga yang kaya. Sejak usia dini, ia terbiasa dengan meditasi zen dan kōan. Ayahnya juga seorang kaligrafer dan seorang penganut Zen Buddha. Itsuzu berhasil memperoleh gelar PhD dalam sastra Inggris di Universitas Keio di Jepang. Izutsu dikenal sebagai orang yang menguasai lebih dari 10 bahasa diantaranya bahasa Arab, Persia, Sanskerta, Pali, Cina, Jepang, Rusia dan Yunani.

Pada tahun 1958, ia menyelesaikan terjemahan langsung pertama Al – Qur’an dari bahasa Arab ke bahasa Jepang. Penerjemahannya sangat terkenal karena keakuratan bahasa dan banyak digunakan untuk karya ilmiah.

Ketertarikannya terhadap agama Islam dimulai ketika di duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia sering mengunjungi masjid dan The Turkish Islamic Centre di Tokyo. Di kedua tempat itu Izutsu mempelajari bahasa Turki maupun bahasa Arab. Adapun guru Islam pertamanya adalah Tatar Turks yang berhasil melarikan diri dari Rusia setelah Revolusi Bolshevik. Disamping itu ada juga Musa Carullah Bigiyef, dimana Izutsu belajar al-kitab Sibawayhi dan Shahih Muslim serta sya’ir-syair Arab sebelum kedatangan Islam.

Pada tahun 1959 Izutsu menetap di Mesir dan Libanon hingga penghujung tahun 1961. Dia bertemu dengan banyak ulama muslim diantaranya Rashid Ridha, Ibrahim Madzkur, Aḥmad Fuad Akhwani dan Muḥammad Kamil Ḥusain. Tahun 1962 mulai mengajar Universitas McGill, Kanada hingga tahun 1974. Disana juga ia bertemu Seyyed Hossein Nasr, A. Rusen Sezer Hermann Landolt. Akhir tahun 1974, dia meninggalkan McGill atas undangan Hossein Nasr dan mengajar di Iran.Di negeri para Mullah ini bertemu dengan para akademisi seperti Sayyid Jalaludddin Ashtiyani hingga Mohammed Arkoun.

Dia meninggalkan Iran tahun 1979, ketika berkecamuknya Revolusi Iran dan pindah ke Jepang. Di negerinya diangkat sebagai Profesor Emeritus di Universitas Keio. Ia menerbitkan beberapa buku sebelum meninggal pada 7 Januari 1993. Beberapa karya yang menyangkut tentang al-Qur’an yang ditulisnya antara lain :
1. The Structure of the Ethical Terms in the Quran: A Study in Semantics (Tokyo: Keio University, 1959).
2. God and Man in the Koran: Semantics of the Koranic Weltanschauung (Tokyo: Keio Institute of Cultural and Linguistic Studies, 1964)
3. The Concept of Belief in Islamic Theology: A Semantic Analysis of Īmān and Islām (Tokyo: Keio Institute of Cultural and Linguistic Studies, 1966).
4. Ethico-religious Concepts in the Qurʾān (Montreal: McGill University Press, 1966)