Momentum bulan suci Ramadhan hanya kita jalani satu kali dalam dua belas bulan. Oleh karena itu umat muslim seyogianya bisa mengambil hikmah dan berkah semaksimal mungkin. Selain banyak kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi selama bulan Ramadhan, di dalamnya juga terdapat jaminan keagungan dan kemuliaan.
Ada beberapa peristiwa dahsyat dan luar biasa yang terjadi pada bulan ini seperti Perang Badar, pembebasan kota Mekah yang biasa kita dengar dengan istilah Fathu Makkah, dan diturunkannya malam Lailatul Qadar (malam seribu bulan).
Lalu, bagaimana agar kita bisa mengisi bulan penuh berkah dengan tetap produktif selama menjalankan ibadah puasa?
Maudy Ayunda dalam wicara Shihab & Shihab mengemukakan bahwa produktifitas bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi juga terkait banyak hal sepeeti silaturahmi ke sahabat, keluarga, dan kerabat. Ini menjadi penting mengingat sebelum bulan Ramadhan, umumnya orang akan sangat sibuk dengan beragam akifitasnya masing-masing.
Aktris pemilik nama lengkap Ayunda Faza Maudya mempunyai makna sendiri perihal produktif. Bagi dia, bulan suci Ramadhan tahun ini merupakan sebuah anugerah yang tidak semua orang bisa meraihnya.
“Bulan ini bulan yang sangat hangat dan reflektif. Jadi, aku memang sengaja menyibukkan diri ketemu sama temen-temen lama dan kerabat dekat,” kata perempuan lulusan Satndford University ini.
Senada dengan Maudy, pakar Tafsir Al-Qur’an Prof. Quraish Shihab menambahkan bahwa produktivitas adalah upaya untuk mencapai hasil maksimal dengan menggunakan sumberdaya yang kita miliki berupa daya fisik, daya fikir, daya hati dan daya hidup.
“Dalam bulan Ramadhan umat muslim dianjurkan untuk menajamkan daya fikir dan daya hati, dalam hal ini memperbanyak silaturahmi menjadi hal yang amat penting,” terang Prof. Quraish.
Menurut penulis tafsir Al Misbah ini, di bulan Ramadhan ini daya hidup manusia di-refresh dan didinamiskan melalui refleksi, instropeksi diri, dan berfikir kritis. “Misalnya, apa selama ini kekurangan saya? Apa yang harus saya perbaiki ? dan apa yang harus saya lakukan setelah pasca bulan suci ini? Sehingga selepas Ramadhan produktifitas seorang hamba menjadi lebih baik.”
Selanjutnya, Prof. Quraish mengingatkan agar kita mengurangi menunda-nunda pekerjaan. “Evaluasi dan pasang target. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi atau bahkan celaka seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, bahwa orang yang hari ini sama dengan kemarin maka dialah orang yang rugi, orang yang kemarin lebih baik dari pada hari ini dialah orang yang celaka dan orang yang hari ini lebih baik dari pada kemarin dialah orang yang beruntung.”
Terakhir, sebagai kaum beriman kita seharusnya menjahui hal-hal yang kurang bermanfaat. Bagi Prof, Quraish, seorang hamba yang melakukan ibadah puasa bukan semata-mata menahan lapar dan haus, yang paling sulit ialah mengekangdan mengendalikan hawa nafsu.
“Contoh kecil saja, saat waktu longgar, seyogyanya bisa digunakan buat tadarus Al Qur’an atau belajar yang lain, tiba-tiba ada teman ngajak belanja di toko atau mall. Nah, hal-hal sekecil ini bisa diminimalisir,” pungkasnya.